Ku pegang penuh tangannya, meremas lembut terlilit membalut
Merasakan darah ku dan darahnya mendesir
Membantu nuansa rasuki hati
Penuh pada ku, penuh pada nya
Namun sunyi
Ku bisikkan kata penghibur merayu, bercanda ria mendayu
hanya untuk sedikit tawa, sedikit harap
Tanpa lara
Jingga disana seperti meletup angin
Memuai cakrawala dingin
membias dawai diam bersama
Terbawa arus asmara
Kita pandangi, kita nikmati, hari - hari kita hayati, cerita hanya dalam diri
Ternyata bias memori
Ku terawangi sore itu,Â
bercerita tentang para rahib suci
dalam ajaran surgawiÂ
mendelik penuh diksi, kemudian berhenti seolah sendiri
Di mana kita wahai pecinta? Hanya ada tangan ku di sini, tanpa ada sanubariÂ
Tangis ku tak terobati, menyesaki hati
Tanpa ada sore hari itu, hidup ku pilu
Karena saat ini aku terhimpit sembilu
Kala kau di sana dan aku di sini
Termangu sendiri dan menyesaliÂ
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI