Mohon tunggu...
Yandi Suratman
Yandi Suratman Mohon Tunggu... Sales - Sales freelance

Sederhana dan berusaha bersahaja Penyuka film - film berkualitas dan inspiratif, hobby kuliner terutama bakery.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Derita Mencinta

18 Februari 2024   21:09 Diperbarui: 18 Februari 2024   21:24 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terbawa arus asmara

Kita pandangi, kita nikmati, hari - hari kita hayati, cerita hanya dalam diri

Ternyata bias memori

Ku terawangi sore itu, 

bercerita tentang para rahib suci

dalam ajaran surgawi 

mendelik penuh diksi, kemudian berhenti seolah sendiri

Di mana kita wahai pecinta? Hanya ada tangan ku di sini, tanpa ada sanubari 

Tangis ku tak terobati, menyesaki hati

Tanpa ada sore hari itu, hidup ku pilu

Karena saat ini aku terhimpit sembilu

Kala kau di sana dan aku di sini

Termangu sendiri dan menyesali 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun