"Untuk perbulan saya masih honorer, belum termasuk PNS, dapatnya sekitar Rp 1 jutaan," tutur Slamet, menjelaskan gaji yang ia dapat sebagai petugas kebersihan di Candi Kalasan.
Slamet mengungkapkan pembersihan atap candi mendapatkan jumlah penghasilan yang berbeda. Sebelum bergabung dengan Balai Pelestarian Jawa Tengah masing-masing pekerja mendapatkan sekitar Rp80.000. Setelah bergabung, penghasilan yang didapatkan naik sekitar Rp100.000 per orangnya.
Menurut Akbar Rizki Perwira Utama, seorang warga yang tinggal di sekitar Candi Kalasan mengungkapkan bahwa kegiatan bersih-bersih yang dilakukan oleh juru kebersihan itu tidak mengganggu warga lokal.
"Kalau menurut saya sih, pembersihan di area Candi Kalasan tidak mengganggu aktivitas penduduk sekitar karena tidak menimbulkan banyak kegaduhan," urai lelaki berusia 21 tahun itu saat diwawancara via direct message (DM) Instagram, Kamis (13/6/2024).
Akbar juga menilai kontribusi para petugas kebersihan cukup penting, karena merupakan salah satu cara untuk melestarikan dan merawat bangunan bersejarah tersebut.
"Pelestarian Candi juga tidak hanya dengan cara merawat dan menjaga bangunannya saja, tetapi juga harus melestarikan sejarahnya juga," ujarnya.
Di sisi lain, Try Mukti (20) salah satu mahasiswa program studi Ilmu Sejarah  Universitas Sebelas Maret mengungkapkan bahwa pekerjaan dengan risiko keselamatan yang rendah, perlu diperhatikan dan seharusnya mendapat pengawasan yang ketat dari pihak pengelola.
"Seharusnya lebih dihargai dengan gaji setimpal, bila pekerjaan tersebut memiliki risiko kesehatan yang tinggi, maka perlu diperhatikan oleh pengelolanya," ungkap pemuda berusia 20 tahun.
Terakhir, Try berharap seharusnya gaji yang diberikan juga harus sesuai dengan risiko yang dihadapi. Hal ini dapat menjadi salah satu bentuk penyemangat bagi para pekerja agar dapat bekerja dengan lebih giat.
"Gaji yang sesuai dengan risikonya bisa menjadi penyemangat para pekerja untuk bekerja lebih giat," pungkasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H