Dengan sistem irigasi tertutup, air tergenang, tidak mengalir. Di kawasan Mesopotamia suhu udara tergolong tinggi, terpaan sinar terik matahari membuat tingkat penguapan ( evapotranspirasi ) tinggi. Air sungai Tigris dan Eufrat memiliki kandungan kadar garam yang tinggi. Air irigasi di petak petak lahan pertanian dengan cepat menguap, meninggalkan butiran butiran garam di atas permukaan tanah. Lama kelamaan kandungan garam makin tinggi dan mengurangi kesuburan tanah. Menurunnya kesuburan tanah disadari oleh para petani dan petugas supervisor baik di lahan pertanian maupun di gudang penyimpanan gandum. Indikasi kuat terjadi penurunan kesuburan tanah, adalah berkurangnya hasil panen dari tahun ke tahun. Hal ini tidak luput dari pengamatan dan dicatat pada tablet tanah liat yang ditemukan. Laporan itu diteruskan ke para pejabat lebih tinggi, tetapi tidak pernah direspon secara positif. Para petugas di level bawah menyampaikan laporan, agar dicarikan solusi dari masalah yang dihadapi. Sikap para pejabat level atas yang mengabaikan laporan bawahannya telah menimbulkan rasa kesal dan apatis yang meluas.
Keadaan itu berlangsung selama seabad lebih, akhirnya sistem produksi pangan di Mashkan - Shapir, kolaps, tidak lagi mampu menopang kehidupan di kota tersebut. Para elit penguasa di Mashkan - Shapir berusaha memperbaiki keadaan, tetapi sudah sangat terlambat, sistem sudah terlanjur kolaps, ambruk. Kota itu akhirnya ditinggalkan dan lenyap dari atlas peradaban. Kota itu baru ditampilkan kembali berkat kerja Robert Adam dan para penerusnya, Elizabeth Stone, Paul Zimansky. Berdasarkan hasil penelitian di situs Mashkan - Shapir menunjukkan konfirmasi positif tentang adanya lapisan budaya yang banyak mengandung garam. Untuk kesekian kali alam terbukti sebagai penyimpan jejak terbaik.
Tragedi yang dialami oleh penduduk Mashkan - Shapir disebabkan oleh makin tumpulnya kepekaan menangkap sinyal sinyal anomali dari alam pada diri para elit penguasa. Sinyal anomali tersebut adalah merosotnya hasil panen dalam hitungan satuan luas lahan dan bobot timbangan hasil panen. Tumpulnya kepekaan menangkap sinyal anomali disebabkan karena seorang penguasa berkuasa terlalu lama. Berkuasa terlalu lama pada satu posisi jabatan tertentu membuat daya kreativitas juga makin tumpul. Oleh karena itu perlu membatasi masa jabatan seseorang dan perlu merotasi posisi jabatan seseorang. Pos jabatan baru akan memberi tantangan baru, dan merangsang tumbuhnya spirit baru.
Gambar 2 : Tablet dari tanah liat yang dibakar, memuat tulisan paku yang berisiÂ
informasi penting tentang peradaban Mesopotamia.
Sumber : Google
Epilog
Ekosistem alam adalah suatu sistem yang rumit dan abstrak. Kondisi ini sering membuat orang merasa bingung dan gamang menghadapi perubahan. Dalam kasus Mashkan - Shapir, niat baik berupa usaha peningkatan produksi pangan, berujung pada malapetaka. Dibutuhkan pengetahuan luas dan pandangan jauh ke depan untuk memprakirakan kondisi di masa depan berikut dampaknya, jika melakukan sesuatu di masa kini. Berpikir dua langkah ke depan sebelum mengatakan sesuatu dan empat langkah ke depan, sebelum melakukan sesuatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H