Mohon tunggu...
HMMC J WIRTJES IV ( YANCE )
HMMC J WIRTJES IV ( YANCE ) Mohon Tunggu... Dosen - LECTURER, RESEARCHER, FREE THINKER.

LECTURER, RESEARCHER, FREE THINKER.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Peta Jalan Menuju Smart City dan Kendala yang Mengahalanginya

22 Maret 2020   21:23 Diperbarui: 22 Maret 2020   21:15 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

4. Smart Infrastructure. Semua infrastruktur di smart city hanya akan berfungsi optimal jika mendapatkan perawatan ( maintenance ) intensif, terjadwal secara teratur. Tanpa upaya perawatan rutin, sistem smart city akan rusak dan akibatnya adalah penderitaan. Tidak ada orang yang sanggup masuk ke apartemennya jika letaknya di lantai 40 atau 50, tanpa menggunakan lift.

5. Smart Service. Pelayanan yang berlaku di smart city adalah pelayanan kelas premium. Hanya orang orang profesional dan berkompetensi tinggi yang dapat memberikan pelayanan berkualitas tinggi. Smart city tidak mengakomodasi orang orang berkemampuan amatir.

Dari uraian di atas tampak jelas bahwa ternyata persiapan dan kesiapan yang paling dibutuhkan untuk mewujudkan smart city bukan terletak pada teknologi, infrastruktur, perangkat keras, tetapi lebih pada soft skills, mental, sifat, karakter seseorang. Para perencana pembangunan harusnya menyadari hal ini dan memberi porsi dan kesempatan lebih besar kepada para ahli ilmu ilmu sosial ( antropologi, sosiologi, psikologi ) dan budaya untuk terlibat dalam mewujudkan smart city. Dari uraian tema dasar, nyata sekali bahwa smart city sebenarnya bukan sekadar produk teknologi tetapi juga merupakan sebuah platform.

Setelah merumuskan tema dasar, dilanjutkan dengan menetapkan indikator indikatornya. Tiap kota tidak perlu menetapkan jumlah dan jenis indikator yang seragam. Indikator yang dipilih harus disesuaikan dengan tema dasar dan kemampuan ril yang dimiliki. Jangan sampai terjadi fenomena nafsu besar tenaga kurang, atau lebih besar pasak dari tiang. 

II. Beberapa Indikator Smart City

1. Smart Development Planning

Sebuah rencana pembangunan yang cerdas adalah rencana yang realistis, artinya secara teknis, ekonomis lingkungan dan etis dapat dan mungkin untuk dilaksanakan. Sebuah rencana yang memuat aspek aspek mulai dari teoritis, konseptual sampai pada aspek detail teknis operasional, monitoring dan evaluasi serta umpan balik untuk perbaikan berkesinambungan. Dalam proses perencanaan dirumuskan dengan jelas batasan dan konteks, proses proses komunikasi dan konsultasi.

2. Smart Green Open Space. 

Sebuah kota pasti membutuhkan ruang terbuka hijau ( RTH ).Standar normatif menurut text book standar, proporsi RTH yang ideal untuk sebuah kota adalah 30% dari luas total kota. RTH tidak terkonsentrasi di beberapa titik lokasi saja, tetapi harus menyebar merata di seluruh pelosok kota. Semua warga kota berhak mendapat akses yang sama ke RTH. Hal itu berarti RTH tidak boleh dipasang pagar, karena sebuah pagar adalah hambatan fisik dan psikologis bagi warga kota untuk mengaksesnya. Sebuah hasil studi menunjukkan bahwa sebuah Sebuah RTH seluas 6 Ha, dapat menurunkan temperatur di sekitarnya sebesar 3 - 4 C. RTH berfungsi sebagai paru paru kota, penghasil oksigen, daerah resapan air, menyaring debu dan peredam kebisingan, tempat beristirahat, tempat berolah raga dan rekreasi serta tempat bersosialisasi antar sesama warga kota.

3. Smart Transportation. 

Sebuah smart city harus memiliki sistem transportasi masal yang cepat atau MRT ( Mass Rapid Transportation ). MRT dapat mengurangi kemacetan lalu lintas. Menurut paradoks Downs dan Thomson, pelebaran ruas jalan atau pembukaan jalan baru bukan merupakan solusi terbaik untuk mengurangi kemacetan. Konsep MRT yang dijalankan adalah konsep yang berbasiskan TOD ( Transit Oriented Development ), karena konsep ini ibarat lokomotif yang dapat menarik banyak gerbong ( sektor perkonomian ) dan menimbulkan multiplier effect. Sebuah lintasan yang dilalui jalur MRT sepanjang 30 Km, dapat memiliki 20 an titik TOD, dan setiap TOD dapat menggerakkan ekonomi sektor ril yang menghidupi puluhan rumah tangga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun