Mohon tunggu...
dr. H. Yan Cahyadi Anas. MKM
dr. H. Yan Cahyadi Anas. MKM Mohon Tunggu... Dokter - Dokter

Nama saya Yan Cahyadi Anas seorang penggemar fun run yang selalu mencari tantangan baru untuk menjaga kebugaran dan kesehatan. Saya dikenal sebagai pribadi yang optimis dan mudah bergaul, sehingga membuat saya memiliki banyak teman. Hobi saya yang lain adalah traveling; saya sangat menikmati menjelajahi tempat-tempat baru, mengeksplor budaya, dan mencicipi kuliner lokal saat berpergian. Selain itu, saya juga penggemar sepak bola yang mengikuti liga dan tim favorit dengan penuh semangat. Aktivitas-aktivitas ini membuat hidup saya lebih berwarna dan menyenangkan, dan saya selalu berusaha membagikan pengalaman tersebut melalui konten-konten favorit saya di media sosial

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kompetensi Dokter Pendamping Jamaah Haji Reguler Maupun Haji Khusus

21 Januari 2025   16:00 Diperbarui: 21 Januari 2025   15:57 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tenaga Kesehatan Haji Kloter BTH01 Tahun 2024 dr.Yan_Anas di Maktab 33 Mina , Arab Saudi

Dokter pendamping jamaah haji harus memiliki pengetahuan mendalam mengenai pola penyakit, komplikasi, dan kondisi kesehatan yang mungkin memerlukan rawat inap selama masa ibadah. Memahami penyebab utama kunjungan ke rumah sakit, pola penyakit yang lazim, serta layanan medis yang dibutuhkan oleh jamaah haji sangat dibutuhkan untuk menjamin kesehatan jemaah haji tetap  optimal. Salah satu tantangan besar yang dihadapi dokter selama pelaksanaan ibadah haji adalah lonjakan jumlah pasien secara mendadak dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat, yang disebabkan oleh  penularan infeksi dan kekambuhan penyakit yang sudah diderita sebelumnya yang dipicu oleh kelelahan fisik. Infeksi saluran pernapasan seringkali muncul  dan mudah menular, sehingga menambah beban pada fasilitas kesehatan serta memicu biaya yang tinggi. Selain itu, pneumonia(radang paru-paru), penyakit jantung iskemik, serta trauma menjadi tantangan  pelayanan kesehatan selama pelaksanaan ibadah haji.

Peran Dokter Selama Ibadah Haji

Berbeda dengan lingkungan medis dalam kondisi normal , peran dokter selama ibadah haji sangat dituntut  fokus pada pengawasan penyakit, pengendalian infeksi, serta penanganan situasi darurat, termasuk serangan panas dan berbagai jenis cedera,  kondisi ini sering muncul di kerumunan jemaah saat tawaf, sa'i, mabit di Muzdalifah  dan saat  melontar jamarat. 

Pertimbangan Etis dalam Memberikan Layanan Kesehatan

Dalam memberikan pertolongan medis, sangat penting bagi dokter untuk menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika yang berlaku dengan  kompeten dan profesional, ditambah dengan kemampuan komunikasi terapeutik, menjadi kunci dalam menjalin kerjasama yang efektif dengan berbagai pihak selama pelaksanaan ibadah haji.

Keahlian Khusus Dokter Pendamping Jamaah Haji

Dokter yang mendampingi jamaah haji dihadapkan pada tantangan kesehatan yang unik akibat kerumunan jemaah haji saat tahapan ibadah, sehingga memerlukan beragam keterampilan dan pengetahuan spesifik untuk memastikan kesehatan dan keselamatan para jamaah. Pertama, mereka harus memahami risiko kesehatan yang meningkat, terutama terkait penyakit menular seperti infeksi pernapasan dan saluran cerna. Dokter harus memiliki pengetahuan mengenai vaksinasi wajib dan yang dianjurkan, seperti meningococcus, pneumococcus, dan influenza, menjadi sangat penting  untuk mencegah terjadinya wabah di tengah jamaah, selain itu, dokter harus menguasai kemampuan dalam penanganan kondisi kronis, seperti diabetes, penyakit kardiovaskular, dan gangguan pernapasan, yang banyak dialami oleh jamaah. Keterampilan dalam pengobatan darurat tak kalah penting, karena kemungkinan kekambuhan penyakit kronis,seperti tekanan darah tinggi, kencing manis  dan keadaan darurat medis dapat terjadi kapan saja. Kondisi suhu ekstrem di Mekah mengharuskan dokter harus memiliki  keahlian dalam mengenali serta mengobati penyakit terkait panas, seperti serangan panas dan dehidrasi.

Dokter juga berperan penting dalam aspek kesehatan masyarakat dan pencegahan penyakit yaitu, memberikan pendidikan kesehatan kepada jamaah mengenai praktik kebersihan, Tindakan pencegahan untuk meminimalkan penyebaran penyakit, dengan menggunakan masker dan menjaga kebersihan pribadi.

Dokter juga dituntut memiliki keterampilan komunikasi dan sensitivitas budaya ssebagai bagian integral dari layanan medis, di mana dokter harus mampu berinteraksi dengan jamaah dari berbagai latar belakang budaya dan agama. Kemampuan berbahasa sangat diperlukan  atau memilki  juru bahasa/ penerjemah akan  menjadi jembatan untuk mengatasi hambatan komunikasi dan memastikan pelayanan yang diberikan  tepat sasaran.

Dokter perlu melakukan koordinasi yang efektif dengan otoritas kesehatan setempat dan penyedia layanan kesehatan lainnya, serta mengelola sumber daya medis dengan efisien untuk menghadapi lonjakan pasien.

Dokter perlu memberikan dukungan psikologis bagi jamaah yang mungkin mengalami stres emosional selama menjalankan ibadah haji.

Tantangan yang dihadapi dokter:

1.Banyak penumpukan jamaah yang mencari layanan kesehatan selama haji di Pusat Kesehatan Primer.

2. Penyakit terbanyak yang diderita jamaah haji di Pusat Kesehatan Primer adalah infeksi pernapasan, kelelahan fisik,dan stres.

3.Pengobatan komplementer dan alternatif (CAM) banyak digunakan oleh jamaah haji, dan banyak yang percaya akan potensinya untuk menyembuhkan penyakit, meskipun mereka tidak menyadari kemungkinan interaksi antara CAM dan obat-obatan konvensional. 

Strategi Utama untuk Dokter:

1.Visi Saudi 2030 memperkirakan kehadiran 30 juta jamaah setiap tahun pada tahun 2030, menyoroti pentingnya layanan kesehatan yang hemat biaya selama ibadah haji untuk mengelola peningkatan jumlah jamaah haji.

2.Jemaah haji dengan diabetes berisiko tinggi mengalami komplikasi selama haji, dan konsultasi pra-perjalanan dengan ahli kesehatan sangat dianjurkan bagi mereka.

3.Intervensi non-farmasi seperti kebersihan tangan, pemakaian masker,  direkomendasikan untuk mengurangi penyebaran virus pernapasan dari orang ke orang selama haji.

Tantangan Logistik yang Dihadapi Dokter:

  1. Beban kasus,pasien yang tinggi selama ibadah haji dengan penyakit pernafasan menjadi alasan utama kunjungan, menghadirkan tantangan dalam mengelola pasokan dan permintaan obat-obatan.
  2. Peresepan dan penyaluran obat selama ibadah haji sangatlah penting dan memastikan ketersediaan obat.
  3. Pengetahuan dan praktik jamaah mengenai penyimpanan dan penanganan obat juga berdampak pada pasokan dan permintaan obat, walaupun sebagian besar jamaah melaporkan pengetahuan yang baik mengenai penyimpanan obat, ternyata banyak ditemukan di lapangan jamaah yang memiliki pengetahuan yang tidak memadai dan praktik penyimpanaan obat yang buruk.

Strategi yang digunakan oleh Dokter

  1. Mengoptimalkan layanan farmasi klinik dengan Panduan komprehensif. untuk memberikan dan mengoptimalkan layanan farmasi klinis selama ibadah haji melalui perencanaan strategis dan alokasi sumber daya.
  2. Membagikan obat-obatan umum seperti obat antidiare, obat penghilang rasa sakit, dan inhaler, yang diperlukan bagi jamaah haji.
  3. Gunakan antimikroba dengan tepat untuk  mengatasi penyebaran penyakit menular.

Pertimbangan utama untuk menjaga pasokan obat

  1. Memahami pola penggunaan obat pada saat ibadah haji sangat penting untuk memperkuat rantai pasokan obat-obatan, mencegah kehabisan stok.
  2. Penyediaan layanan farmasi klinis, termasuk manajemen formularium dan pelatihan profesional, sangat penting untuk menjaga konsistensi pasokan obat selama ibadah haji.
  3. Meningkatkan kesadaran dan pengetahuan jamaah tentang penyimpanan dan penanganan obat yang tepat akan bermanfaat dalam mengurangi risiko dampak kesehatan yang merugikan selama ibadah haji.

Sebagai kesimpulan, dokter pendamping jamaah haji menghadapi berbagai tantangan logistik yang cukup serius dalam memastikan ketersediaan obat-obatan selama masa ibadah, dengan jumlah kasus yang tinggi dan kompleksitas dalam peresepan serta distribusi obat, ditambah lagi dengan pengetahuan dan praktik kesehatan yang dimiliki oleh jamaah, situasi ini menjadi semakin menantang, oleh karena itu, sangat penting untuk memaksimalkan layanan farmasi klinis yang ada di Arab Saudi serta memanfaatkan peran apoteker untuk  membantu dalam pengelolaan medikasi, di sisi lain, untuk memastikan ketersediaan obat secara konsisten, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang pola penggunaan obat di kalangan jamaah, untuk meningkatkan kesadaran dan memberikan pendidikan tentang pengobatan dan praktik kesehatan yang benar kepada jamaah menjadi sangat diperlukan, dengan pendekatan kolaboratif yang melibatkan berbagai disiplin ilmu, para dokter tidak hanya dapat meminimalkan risiko yang potensial tetapi juga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, sehingga para jamaah dapat menjalankan ibadah haji dengan lebih aman dan nyaman.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun