Â
Molacco sukses menarik minat dan perhatian peserta sosialisasi yang terdiri dari Kelompok Wanita Tani, pemerintah setempat dan masyarakat di lingkungan dusun Pondoh, dibuktikan dengan adanya permintaan pelatihan pembuatan Molacco setelah terlaksananya sosialisasi.Â
"Proses pembuatan yang menarik perhatian masyarakat adalah saat pemotongan biji salak, karena sempat mendapatkan trouble yaitu biji salak yang licin, keras dan alot sehingga sulit di potong dan malah mental. Untungnya saya menemukan cara supaya biji salak dapat dipotong semudah mengiris bawang" tutur Yana.
Selain mengenalkan dan belajar mempraktikkan proses pembuatan Molacco, Yana bersama tim salak mengajak masyarakat untuk meluaskan jangkauan target pasar dari produk olahan SHI. Setelah pembuatan produk Molacco, Yana bersama tim melakukan test validasi pasar dengan cara meminta masyarakat pecinta kopi dan barista di caffee untuk meminum minuman biji salak serasa kopi, Molacco ini. Didapatkan respon positif dari hasil test validasi pasar, yaitu 8 dari 10 orang menyukai minuman olahan biji salak. Â Â
"Molacco perlu dicampur dengan biji kopi aslinya supaya rasa kopinya lebih terasa dan jangan terlalu banyak dikonsumsi karena dapat menyebabkan perut kembung. Cukup satau gelas saja perharinya" tutur Bapak Nur selaku masyarakat dusun Pondoh yang mencoba merasakan Molacco.
Molacco masih dalam tahap pengembangan, baik dari rasa maupun warna bubuknya. Harapan kedepannya adalah...
"Saya sadar bahwa masih terdapat keterbatasan alat dalam pembuatan Molacco, hingga masih menjadi kendala dalam penjagaan kualitas tiap batch produksinya. Oleh karena itu, saya bersama pengelola SHI berupaya untuk melayakkan Molacco dari sisi penjagaan kulitas kandungan gizi tiap batch produksinya dan pengadaan alat proses yang lebih memadai untuk mencapai target kapasitas produksi kedepannya. Menghadapai berbagai tantangan, kami memiliki prinsip Tidak berhenti melangkah adalah jalan kami untuk sukses bersama."