Sebagai process engineer yang peduli terhadap kondisi lingkungan, Yana menjawab tantangan permasalahan pencemaran limbah dengan Program "Zero Waste Management in Salacca home Industry melalui Pelatihan Pengolahan Limbah Biji Salak di Dusun Pondoh Menjadi Bubuk Kopi-Biji Salak Sebagai Alternatif Diversifikasi Produk Turunan Salak Pondoh". Bubuk Kopi-Biji Salak yang diproduksi diberikan nama dagang "MOLACCO: Modification Salacca Bean-Coffee".
"MOLACCO merupakan produk olahan minuman yang berbahan dasar biji salak Pondoh dengan rasa mix Arabica-Salacca sehingga dapat menciptakan kenangan yang unik pada saat meminumnya" tutur Yana selaku Inovator dan Chief Production Officer Molacco.
Kopi biji salak yang dihasilkan memiliki aroma yang mirip dengan kopi, namun rasa yang dihasilkan masih terdeteksi rasa khas salak.Â
Selain itu, uji laboratorium menunjukkan kopi biji salak tidak mengandung kafein sehingga aman dikonsumsi bagi konsumen yang sensitif terhadap kafein. Istilah "kopi" dipakai lantaran keseluruhan produksi biji salak hingga penyajian dalam bentuk bubuk sama dengan cara pengolahan biji kopi.
Berawal dari keresahan terkait jumlah salak yang melimpah namun tidak memiliki masa simpan yang lama dan melihat limbah home industry yang semakin lama semakin banyak dan berpotensi mencemari lingkungan, sehingga dengan ilmu pengetahuan yang dipelajari di Teknik Kimia Undip dan studi banding ke home industry di Wonosobo terkait kopi biji salak maka didapatkan ide untuk menciptakan Molacco sebagai minuman yang dapat dinikmati oleh orang desa maupun kota.Â
Selain itu, Molacco bermanfaat dalam rangka menerapkan konsep zero waste management di SHI untuk meminimalkan limbah dan meningkatkan keuntungan yang didapatkan oleh pengelola SHI.
Molacco dibuat dengan menerapkan prinsip drying (pengeringan) yang memanfaatkan panas matahari ataupun dapat dilakukan dengan oven.Â
Setelah itu, diterapkan juga prinsip size reduction (pengecilan ukuran) dari biji salak menjadi bubuk biji salak berukuran 70 mesh.Â
Molacco memiliki konversi yang cukup menjanjikan dalam prospek bisnis yaitu hampir 50% setelah pengeringan. Salak segar sebanyak 2 Kg bisa didapatkan kurang lebih 600 gr biji salak dan apabila dibubukkan bisa menjadi 250-300 gr.