Mohon tunggu...
yana saputra
yana saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya memiliki hobi sebagai penulis dan bermain sepak bola cita cita saya agar nanti dapat menjadi penulis yang hebat di indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengelolaan Lahan Kering agar Memiliki Nilai Ekonomis yang Tinggi di Bali

3 Mei 2023   10:18 Diperbarui: 3 Mei 2023   10:30 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Lahan kering di Indonesia, termasuk di Bali, merupakan masalah yang cukup besar karena luasnya wilayah yang terkena dampak perubahan iklim dan pengaruh manusia. Lahan kering di Indonesia ditandai dengan rendahnya curah hujan, kadar air tanah yang rendah, dan tingkat kelembaban yang rendah, sehingga lahan sulit untuk ditanami dan dipelihara. Di Bali, lahan kering yang ada sebagian besar terdapat di wilayah timur dan utara, yang cenderung lebih tandus dan kurang subur. 

Namun, lahan kering di Bali masih dimanfaatkan oleh masyarakat setempat untuk bertani dan berternak, seperti di daerah Karangasem, Buleleng, dan Gianyar. Pemanfaatan lahan kering di Indonesia, khususnya di Bali, saat ini semakin berkembang dengan adanya program pemerintah untuk meningkatkan produktivitas lahan kering melalui teknologi pertanian yang inovatif dan keberlanjutan lingkungan. Beberapa upaya pengelolaan lahan kering yang dilakukan di Bali, antara lain: 

Pengelolaan air: Salah satu faktor penting dalam pengelolaan lahan kering adalah pengelolaan air. Upaya pengelolaan air yang dilakukan di Bali antara lain pembuatan embung atau reservoir air hujan, pembuatan sumur bor, dan teknologi irigasi tetes. Pemanfaatan jenis tanaman yang cocok: Lahan kering di Bali dapat dimanfaatkan untuk menanam jenis tanaman yang cocok, seperti jagung, kacang-kacangan, dan cabe rawit. Selain itu, beberapa jenis tanaman khas Bali, seperti jeruk Bali dan mangga, juga dapat ditanam di lahan kering. 

Pertanian organik: Pertanian organik dapat meningkatkan produktivitas lahan kering dan menjaga keberlanjutan lingkungan. Beberapa petani di Bali telah menerapkan teknik pertanian organik untuk meningkatkan hasil panen. Pengembangan pariwisata: Lahan kering di Bali yang memiliki keunikan alam dan budaya dapat dikembangkan sebagai objek wisata, seperti Taman Nasional Bali Barat, Pantai Lovina, dan Pura Besakih. Upaya pengembangan dan pengelolaan lahan kering di Indonesia dan Bali tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga oleh organisasi non-pemerintah dan masyarakat lokal. 

Beberapa program yang dilakukan antara lain: Program pengembangan lahan kering: Pemerintah Indonesia telah meluncurkan program pengembangan lahan kering yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan kering dan kesejahteraan petani. Program ini dilakukan melalui penyediaan bibit unggul, teknologi pertanian yang inovatif, serta penyediaan akses pembiayaan dan pasar. Pelatihan dan pendampingan: Organisasi non-pemerintah, seperti Yayasan Dian Desa, telah melakukan pelatihan dan pendampingan bagi petani di Bali untuk meningkatkan keterampilan pertanian dan mengembangkan usaha mikro. 

Selain itu, mereka juga memberikan pelatihan tentang pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan. Program pertanian organik: Beberapa kelompok petani di Bali telah menerapkan teknik pertanian organik untuk meningkatkan produktivitas lahan kering. Program pertanian organik juga bertujuan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kualitas hasil panen. Pemanfaatan teknologi digital: Pemanfaatan teknologi digital seperti sistem informasi geografis (SIG) dan sensor dapat membantu pengelolaan lahan kering. 

SIG dapat digunakan untuk memetakan lahan dan mengoptimalkan penggunaannya, sedangkan sensor dapat membantu dalam pemantauan kelembaban tanah dan ketersediaan air. Upaya pengembangan dan pengelolaan lahan kering di Indonesia dan Bali tidak hanya dilakukan oleh pemerintah, tetapi juga oleh organisasi non-pemerintah dan masyarakat lokal. Beberapa program yang dilakukan antara lain: 

Program pengembangan lahan kering: Pemerintah Indonesia telah meluncurkan program pengembangan lahan kering yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan kering dan kesejahteraan petani. Program ini dilakukan melalui penyediaan bibit unggul, teknologi pertanian yang inovatif, serta penyediaan akses pembiayaan dan pasar. Pelatihan dan pendampingan: 

Organisasi non-pemerintah, seperti Yayasan Dian Desa, telah melakukan pelatihan dan pendampingan bagi petani di Bali untuk meningkatkan keterampilan pertanian dan mengembangkan usaha mikro. Selain itu, mereka juga memberikan pelatihan tentang pengelolaan lingkungan dan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan. Program pertanian organik: Beberapa kelompok petani di Bali telah menerapkan teknik pertanian organik untuk meningkatkan produktivitas lahan kering. Program pertanian organik juga bertujuan untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan meningkatkan kualitas hasil panen.

Pemanfaatan teknologi digital: Pemanfaatan teknologi digital seperti sistem informasi geografis (SIG) dan sensor dapat membantu pengelolaan lahan kering. SIG dapat digunakan untuk memetakan lahan dan mengoptimalkan penggunaannya, sedangkan sensor dapat membantu dalam pemantauan kelembaban tanah dan ketersediaan air. Selain itu, pengelolaan lahan kering di Indonesia dan Bali juga memerlukan strategi yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat lokal dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. 

Beberapa strategi yang dapat dilakukan antara lain: Pemberdayaan masyarakat lokal: Pemberdayaan masyarakat lokal adalah kunci untuk pengembangan lahan kering yang berkelanjutan. Pemberdayaan melalui pelatihan dan pendampingan dapat membantu petani meningkatkan keterampilan pertanian, mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam, serta memperoleh akses pembiayaan dan pasar yang lebih baik. Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan: 

Pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan adalah hal penting dalam pengelolaan lahan kering. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan antara lain penggunaan teknik pertanian yang ramah lingkungan, pengelolaan irigasi yang efektif, dan pemanfaatan energi terbarukan. Pengembangan usaha mikro:

Pengembangan usaha mikro dapat membantu petani meningkatkan pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan. Beberapa usaha mikro yang dapat dikembangkan antara lain usaha pengolahan hasil pertanian seperti keripik, tepung, atau minyak, serta usaha pariwisata yang berkaitan dengan pertanian atau wisata alam. Penguatan kerjasama antarpetani: Penguatan kerjasama antarpetani dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Kerjasama antarpetani dapat dilakukan melalui pembentukan kelompok tani atau koperasi, serta pengembangan pasar bersama.

Meskipun pengelolaan lahan kering di Indonesia, khususnya di Bali, masih menghadapi banyak kendala, namun upaya pengembangan dan pengelolaan lahan kering perlu terus dilakukan agar lahan kering dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan dapat menjadi sumber penghasilan bagi masyarakat setempat.

Pengelolaan lahan kering di Indonesia dan Bali masih menghadapi berbagai kendala, seperti perubahan iklim, degradasi lahan, dan rendahnya produktivitas. Oleh karena itu, upaya-upaya pengelolaan dan pengembangan lahan kering harus terus dilakukan secara berkelanjutan dan melibatkan partisipasi aktif dari semua pihak, baik pemerintah, organisasi non-pemerintah Pengelolaan lahan kering di Indonesia dan Bali memerlukan pendekatan yang holistik dan berkelanjutan.

Pertanian di Bali merupakan sektor penting dalam perekonomian daerah, namun sebagian besar lahan pertanian di Bali adalah lahan kering. Oleh karena itu, pengembangan pertanian pada lahan kering di Bali menjadi sangat penting untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. Beberapa program pertanian yang dilakukan di Bali untuk pengembangan lahan kering antara lain: Program peningkatan produktivitas: Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas lahan kering di Bali dengan cara menyediakan bibit unggul, pupuk, dan teknologi pertanian yang inovatif.

Program ini juga memberikan pelatihan tentang teknik pertanian yang tepat dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam yang tersedia. Program pengembangan pertanian organik: Pertanian organik menjadi salah satu alternatif pengembangan pertanian di lahan kering. Program ini bertujuan untuk mengembangkan pertanian organik di lahan kering Bali dengan cara memberikan pelatihan tentang teknik pertanian organik, penggunaan pupuk organik, serta mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam yang ada. 

Program pembentukan kelompok tani: Program ini bertujuan untuk memperkuat kerjasama antarpetani di Bali. Dalam program ini, petani di lahan kering dibentuk menjadi kelompok tani atau koperasi. Kelompok tani dapat membantu petani dalam mendapatkan akses pembiayaan, pasar, dan teknologi pertanian yang inovatif. Program pendampingan usaha mikro: Program ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani di Bali melalui pengembangan usaha mikro. Program ini memberikan pelatihan tentang teknik pengolahan hasil pertanian menjadi produk bernilai tambah seperti keripik, tepung, atau minyak. 

Selain itu, program ini juga memberikan pelatihan tentang pengembangan usaha pariwisata yang berkaitan dengan pertanian atau wisata alam. Program pengelolaan air: Program ini bertujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan air di lahan kering Bali. Program ini dilakukan dengan cara pembangunan atau perbaikan irigasi, peningkatan efisiensi penggunaan air, dan pengelolaan air hujan. Selain program-program yang sudah disebutkan di atas, masih banyak upaya yang dapat dilakukan dalam pengembangan pertanian pada lahan kering di Bali. Beberapa di antaranya adalah: Pengembangan teknologi tepat guna: 

Teknologi pertanian yang inovatif dan sesuai dengan kondisi lahan kering di Bali sangat dibutuhkan. Pengembangan teknologi yang tepat guna akan membantu petani meningkatkan produktivitas dan efisiensi dalam penggunaan sumber daya alam yang ada. Pemanfaatan pupuk organik dan pengendalian hama secara alami: Pupuk organik dan pengendalian hama secara alami menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan dalam pengembangan pertanian di lahan kering. Penggunaan pupuk organik dan pengendalian hama secara alami juga dapat meningkatkan kualitas hasil panen. 

Diversifikasi tanaman: Diversifikasi tanaman pada lahan kering dapat meningkatkan keberlanjutan produksi dan kesejahteraan petani. Diversifikasi tanaman juga dapat meningkatkan keanekaragaman hayati dan menjaga kelestarian lingkungan. Penyediaan akses pasar: Akses pasar yang baik akan membantu petani meningkatkan pemasaran hasil pertanian. Pemerintah dan masyarakat dapat membantu menyediakan akses pasar yang baik melalui pengembangan agrowisata atau promosi produk pertanian secara online. 

Pemberdayaan perempuan: Pemberdayaan perempuan di sektor pertanian sangat penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga petani dan meningkatkan produktivitas lahan kering. Program pelatihan dan pemberdayaan perempuan di bidang pertanian akan membantu meningkatkan peran perempuan dalam pengembangan pertanian.

Selain lima upaya yang sudah disebutkan sebelumnya, berikut adalah beberapa program pertanian lainnya yang dapat diimplementasikan di lahan kering di Bali:

  1. Program irigasi: Pengembangan sistem irigasi yang tepat akan membantu petani meningkatkan produktivitas lahan kering mereka. Program irigasi ini dapat meliputi pembangunan saluran irigasi, pembangunan bendungan, serta peningkatan kapasitas petani dalam mengelola sistem irigasi.
  2. Program pengembangan varietas unggul: Pengembangan varietas tanaman yang cocok untuk tumbuh di lahan kering dan tahan terhadap kondisi lingkungan yang keras akan membantu petani meningkatkan produktivitas dan mengurangi risiko gagal panen.
  3. Program penyediaan akses ke permodalan: Masalah permodalan menjadi hambatan bagi petani dalam mengembangkan pertanian di lahan kering. Oleh karena itu, program penyediaan akses ke permodalan seperti pinjaman modal, penyediaan bantuan benih dan pupuk, serta pelatihan manajemen keuangan akan membantu petani meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan.
  4. Program pendidikan pertanian: Pendidikan pertanian merupakan kunci penting dalam meningkatkan kemampuan petani dalam mengelola lahan kering dan meningkatkan produktivitas pertanian. Program pendidikan pertanian dapat meliputi pelatihan, kursus, dan pendidikan formal dalam bidang pertanian.
  5. Program pengembangan infrastruktur: Infrastruktur yang memadai seperti jalan, listrik, dan telekomunikasi akan membantu petani dalam mengakses pasar dan teknologi. Pengembangan infrastruktur juga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal di daerah pedesaan.

Kesimpulannya, pengembangan pertanian pada lahan kering di Bali membutuhkan upaya yang berkelanjutan dan terintegrasi antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, masyarakat lokal, dan petani itu sendiri. Program-program yang diimplementasikan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan, budaya, dan sosial ekonomi di Bali, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani serta menjaga keberlanjutan lingkungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun