Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Nginap di Hotel dan Vila Berhantu? Ohh, Biasa Saja

29 Desember 2024   12:59 Diperbarui: 29 Desember 2024   12:59 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hotel berhantu diolah pribadi dari BingCopilot dan Canva

Waktu kecil guru mengaji saya pernah bilang kalau di sekitar kita ada makhluk gaib yang juga punya kehidupan. Mereka beranak-pinak dan banyak yang beribadah sesuai perintah Allah. Jadi kita gak perlu takut sama makhluk halus karena itu ciptaan-Nya juga dan bagian dari Rukun Iman. Begitu kata Pak Haji Marzuki, guru mengaji saya.

Pada akhir 1985 sampai 1990-an di Jakarta tokoh agama yang merangkap guru mengaji tidak dipanggil dengan sebutan ustaz, melainkan Pak Haji atau Bu Hajah. Guru mengaji saya tidak mau dipanggil Pak Haji, tapi kami tetap memanggil beliau dengan sebutan Pak Haji Marzuki. Mungkin setelah generasi saya, sebutan ustaz dan ustazah baru marak.

Memang, sih, kepada sesama makhluk Allah kita tidak perlu takut, tapi kalau makhluknya tidak kelihatan, imajinasinya kita jadi memvisualisasikan yang seram-seram. Tambahan lagi, film-film horor sering menampilkan manusia mati karena ulah makhluk gaib. Jadinya pesan Pak Haji Marzuki supaya kita tidak perlu takut pada jin, setan, dan sebagainya sering terlupakan.

Hotel dan Vila Berhantu

Hampir semua hotel, vila, dan resort memang berhantu. Tiga jenis bangunan itu tidak setiap hari dihuni manusia makanya para makhluk halus merasa bebas mau ngapain aja tanpa terganggu.

Waktu kuliah saya dan para sepupu pernah menyewa vila di Puncak, daerah antara Bogor dan Cianjur. Dari awal sudah terasa hawa dingin dan lembab yang tidak lazim. Selepas magrib kami keluar kompleks vila untuk jajan. Jalan kaki saja. Pulang dari jajan kami melewati deretan vila sama seperti waktu kami berangkat.

Kikikikikkikik.... Kikikikkkikik.. Kami menolah ke kanan-kiri untuk mencari tahu suara siapa yang tertawanya aneh itu. Tidak ada siapa-siapa. Lalu kami saling tuduh siapa tadi yang tertawa untuk menakut-nakuti. Suara kikikan itu muncul lagi dan arahnya dari satu vila kosong di sebelah kiri. Kami sempat bengong sebelum penasaran dan menengok ke vila itu. Kosong, gelap, dan suara tawa kikikikik makin kencang.

Tanpa diperintah kami langsung lari ke vila yang kami sewa. Sesampainya di vila kami tertawa terpingkal-pingkal mengingat tingkah kami terasa konyol waktu mendengar suara kikikikik tadi. Mungkin itu suara kuntilanak karena terdengar seperti suara perempuan. Bisa jadi ternyata itu suara tamu lain yang sedang cekikikan sendirian sambil ngumpet dibalik pohon.

Setelahnya masih ada beberapa kejadian yang melibatkan makhluk halus saat liburan, tapi kejadian terbaru kami alami kemarin di Pekalongan. Sepulangnya dari Jakarta menengok orangtua, kami kembali ke Magelang. Namun, karena anak-anak tidak mau disupiri saya, jadi kami menginap di hotel di Pekalongan. Suami sedang kurang fit untuk nyetir jarak jauh.

Paginya anak laki-laki saya cerita kalau sebelum tidur di depan wajahnya ada wajah blur yang saking dekatnya hampir nempel ke wajahnya. Dia kaget lalu berseru, "Astagfirullah!" wajah itupun hilang. Tengah malam dia bangun karena kebelet pipis. Saat akan kembali tidur dia melihat bayangan hitam besar ada di tempatnya tidur.

Dia lalu bilang dalam hati, "Permisi, ya, aku mau tidur lagi." Lalu bayangan hitam besar itupun hilang. Saya tidak sepeka dia terhadap keberadaan makhluk halus, jadi tetap pulas tidak merasakan apa-apa.

Saat sarapan di resto hotel suami saya menanggapi cerita anak kami. Dia bilang semalam dia sengaja tidur belakangan dan nonton tivi di ruang tamu. Kami menginap di tipe suite yang punya ruang tamu terpisah dari kamar tidur. Suami bilang kamar itu ramai dan selama dia nonton tivi, para makhluk halus itu juga nongki di ruang tamu.

Meski ditemani hantu lumayan ada minibar gratis dari hotel | Foto: Yana Haudy
Meski ditemani hantu lumayan ada minibar gratis dari hotel | Foto: Yana Haudy

Setelah yakin para hantu tidak mengganggu anak-anak tidur, barulah suami tidur pukul 23.30. Kami menginap di hotel syariah. Lantunan murotal tidak putusnya mengalun di lobby dan koridor, jadi bisa dipastikan para makhluk halus itu jin muslim. Dalam Islam memang ada penjelasan tentang makhluk halus di Surah Al Jinn yang menceritakan tentang jin termasuk di antaranya ada yang Islam dan nonislam.

Hantu Rumahan

Kejadian yang melibatkan entitas tidak kasat mata saat liburan lebih banyak saya alami di hotel atau vila di pegunungan. Belum pernah saya mengalaminya saat di sanggraloka (resor) di pantai atau dekat laut. Mungkin karena saya suka pantai dan laut jadi jin dan setan tidak tega mengganggu.

Waktu saya posting status WhatsApp tentang keberadaan entitas gaib di hotel Pekalongan, ada kontak saya yang komentar, "Di mana-mana ada itu. Di kios dan rumahku aja ada."

Yaiya, makhluk halus memang ada di mana-mana bukan cuma di hotel, vila, dan resor. Hanya saja nongki bareng hantu saat kita sedang liburan tentu beda rasanya dengan hantu yang sehari-hari ada di rumah.

Suami dan anak-anak saya peka terhadap hal gaib, jadi sudah biasa mereka mengalami hal diluar nurul manusia. Tengah malam ada suara anak-anak bermain, sudah biasa. Malam-malam bangun karena lapar tau-tau di depan kulkas ada anak kecil lagi duduk, biasa. Mau ke kamar mandi dicegat wajah jelek tanpa tubuh juga sudah biasa. 

Untungnya saya tidak pernah mengalami hal seperti itu. Kalau iya, saya bisa sering pingsan, lebih karena kaget bukan takut. Ngeles!

Makhluk halus diyakini ada lebih banyak di rumah kosong daripada rumah yang berpenghuni. Itu karena di rumah kosong tidak ada aktivitas manusia terutama yang melakukan ibadah. Makin lama kosong rumah itu makin bertambah juga penghuni gaibnya. Mungkin mereka ngajak saudaranya untuk rame-rame pindah ke situ, mumpung gak ada orang manusia.

Di rumah yang berpenghuni kita dianjurkan sesuai hadis untuk mengibaskan tempat tidur dan tempat duduk sepulang dari bepergian. Kibasan itu untuk gunanya untuk membersihkan karena kita tidak tahu apa yang terjadi di sana selama kita tidak ada. Siapa tahu ada makhluk halus rebahan leyeh-leyeh, terus sarungnya ketinggalan.

Setelah ini kami berencana menghabiskan waktu libur sekolah dengan plesiran ke Yogya dan Semarang. Yang dekat saja. Irit. Apakah kami akan mengalami kejadian seru bareng makhluk halus lagi? Semoga aja nggak, ya. Biar mereka liburan sendiri gak usah gabung ke kami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun