Waktu kecil guru mengaji saya pernah bilang kalau di sekitar kita ada makhluk gaib yang juga punya kehidupan. Mereka beranak-pinak dan banyak yang beribadah sesuai perintah Allah. Jadi kita gak perlu takut sama makhluk halus karena itu ciptaan-Nya juga dan bagian dari Rukun Iman. Begitu kata Pak Haji Marzuki, guru mengaji saya.
Pada akhir 1985 sampai 1990-an di Jakarta tokoh agama yang merangkap guru mengaji tidak dipanggil dengan sebutan ustaz, melainkan Pak Haji atau Bu Hajah. Guru mengaji saya tidak mau dipanggil Pak Haji, tapi kami tetap memanggil beliau dengan sebutan Pak Haji Marzuki. Mungkin setelah generasi saya, sebutan ustaz dan ustazah baru marak.
Memang, sih, kepada sesama makhluk Allah kita tidak perlu takut, tapi kalau makhluknya tidak kelihatan, imajinasinya kita jadi memvisualisasikan yang seram-seram. Tambahan lagi, film-film horor sering menampilkan manusia mati karena ulah makhluk gaib. Jadinya pesan Pak Haji Marzuki supaya kita tidak perlu takut pada jin, setan, dan sebagainya sering terlupakan.
Hotel dan Vila Berhantu
Hampir semua hotel, vila, dan resort memang berhantu. Tiga jenis bangunan itu tidak setiap hari dihuni manusia makanya para makhluk halus merasa bebas mau ngapain aja tanpa terganggu.
Waktu kuliah saya dan para sepupu pernah menyewa vila di Puncak, daerah antara Bogor dan Cianjur. Dari awal sudah terasa hawa dingin dan lembab yang tidak lazim. Selepas magrib kami keluar kompleks vila untuk jajan. Jalan kaki saja. Pulang dari jajan kami melewati deretan vila sama seperti waktu kami berangkat.
Kikikikikkikik.... Kikikikkkikik.. Kami menolah ke kanan-kiri untuk mencari tahu suara siapa yang tertawanya aneh itu. Tidak ada siapa-siapa. Lalu kami saling tuduh siapa tadi yang tertawa untuk menakut-nakuti. Suara kikikan itu muncul lagi dan arahnya dari satu vila kosong di sebelah kiri. Kami sempat bengong sebelum penasaran dan menengok ke vila itu. Kosong, gelap, dan suara tawa kikikikik makin kencang.
Tanpa diperintah kami langsung lari ke vila yang kami sewa. Sesampainya di vila kami tertawa terpingkal-pingkal mengingat tingkah kami terasa konyol waktu mendengar suara kikikikik tadi. Mungkin itu suara kuntilanak karena terdengar seperti suara perempuan. Bisa jadi ternyata itu suara tamu lain yang sedang cekikikan sendirian sambil ngumpet dibalik pohon.
Setelahnya masih ada beberapa kejadian yang melibatkan makhluk halus saat liburan, tapi kejadian terbaru kami alami kemarin di Pekalongan. Sepulangnya dari Jakarta menengok orangtua, kami kembali ke Magelang. Namun, karena anak-anak tidak mau disupiri saya, jadi kami menginap di hotel di Pekalongan. Suami sedang kurang fit untuk nyetir jarak jauh.
Paginya anak laki-laki saya cerita kalau sebelum tidur di depan wajahnya ada wajah blur yang saking dekatnya hampir nempel ke wajahnya. Dia kaget lalu berseru, "Astagfirullah!" wajah itupun hilang. Tengah malam dia bangun karena kebelet pipis. Saat akan kembali tidur dia melihat bayangan hitam besar ada di tempatnya tidur.
Dia lalu bilang dalam hati, "Permisi, ya, aku mau tidur lagi." Lalu bayangan hitam besar itupun hilang. Saya tidak sepeka dia terhadap keberadaan makhluk halus, jadi tetap pulas tidak merasakan apa-apa.
Saat sarapan di resto hotel suami saya menanggapi cerita anak kami. Dia bilang semalam dia sengaja tidur belakangan dan nonton tivi di ruang tamu. Kami menginap di tipe suite yang punya ruang tamu terpisah dari kamar tidur. Suami bilang kamar itu ramai dan selama dia nonton tivi, para makhluk halus itu juga nongki di ruang tamu.