Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ironi Sekolah Negeri Tersandera Jargon Sekolah Gratis

26 Agustus 2024   14:25 Diperbarui: 27 Agustus 2024   19:17 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sekolah dari Freepik/user11649243

Lagipula mayoritas sekolah negeri berprestasi cuma perlu biaya untuk keperluan ekstrakurikuler dan logistik untuk mengirim peserta didik ke perlombaan. Bukan untuk membuat bangunan megah dengan fasilitas wah. Kalau ada komite sekolah menggalang dana untuk memperbaiki toilet atau membuat studio multimedia, itu berdasarkan kebutuhan terhadap perkembangan zaman, bukan untuk gegayaan.

Selain itu orang tua yang miskin juga tidak ikut diminta urunan. Orang tua yang menolak bayar pun-meski finansialnya mampu-tidak dipaksa nyumbang. Tapi, ya, kalau mampu, tapi gak mau ikut urunan terus anaknya ikut ekskul dan terdongkrak prestasinya di sekolah, rasanya gimana, ya. Pelit bukan, sih?

BOS yang diterima sekolah semuanya diawasi oleh pengawas korwil masing-masing. Pengawas bahkan menegur kalau ada alokasi BOS yang digunakan tidak sesuai peruntukannya. SD anak kami pernah kena tegur karena menggunakan dana BOS untuk membiayai pesantren Ramadan. Padahal kegiatan itu orang tua juga yang minta.

Maka kita sebetulnya tidak perlu kuatir dana BOS akan dikorupsi oleh kepala sekolah atau komite karena pengawasan dan laporan pertanggungjawabannya ketat. 

Sekolah negeri yang prestasi non akademiknya menyamai swasta sebetulnya tempat ideal buat anak-anak miskin belajar. Di sini mereka bisa mengembangkan minat dan bakatnya sambil menikmati pendidikan murah berkualitas. Kelak dengan minat, bakat, dan riwayat sekolahnya dia bisa lepas dari lingkaran setan kemiskinan.

Jadi jangan biarkan sekolah negeri berjuang sendirian mempertahankan prestasinya. Selama korupsi masih merajalela, melulu mengharapkan pemerintah sama saja seperti pungguk merindukan bulan. 

Tidak menjelekkan sekolah tempat anak kita belajar saja sudah merupakan bantuan yang amat berharga. 

Kemudian, lupakanlah jargon sekolah gratis karena kenyataan membuktikan makin banyak prestasinya makin susah gratis sekolahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun