Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Ironi Sekolah Negeri Tersandera Jargon Sekolah Gratis

26 Agustus 2024   14:25 Diperbarui: 27 Agustus 2024   19:17 915
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sekolah dari Freepik/user11649243

3. Dana BOS hanya untuk meringankan bukan membiayai secara penuh pendidikan di sekolah.

Hal serupa dikatakan oleh anggota Komisi X DPRD Kabupaten Magelang Syukur Ahadi saat sosialisasi lima hari sekolah Juli 2024. Beliau bilang dana BOS memang tidak bisa meng-cover semua kebutuhan sekolah, maka komite sekolah boleh menggalang iuran untuk membiayai kegiatan yang diperlukan.

Maka jargon sekolah gratis sebetulnya absurd dan sekadar gincu untuk mengkampanyekan pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Memaknai Kata Gratis

Gratis artinya cuma-cuma alias tidak dipungut bayaran. Uang sekolah memang gratis tidak bayar. Buku ajar pun sudah disediakan sekolah dan bisa dipinjam selama tahun ajaran berlangsung, jadi siswa tidak perlu beli.

Sayangnya, kita menganggap gratisnya sekolah untuk semua hal. Padahal kita harus mengeluarkan uang untuk seragam, LKS/Modul untuk latihan soal, dan ekstrakurikuler buat anaknya kalau sekolah itu menyediakan.

Inilah yang membuat jargon sekolah gratis lama-lama jadi tidak relevan dengan kenyataan.

Sekolah Negeri Berprestasi untuk Anak Miskin

Bagaimana dengan keadilan pendidikan bagi seluruh rakyat orang miskin? Bukankah sekolah negeri harusnya jadi solusi mengatasi putus sekolah dan memberi pendidikan berkualitas bagi siswa miskin?

Betul. Kembali lagi ke atas, untuk bisa jadi sekolah berkualitas sekolah negeri butuh uang juga membiayai ruang komputer, misalnya, atau perpustakaan, laboratorium, dan memperbaiki kelas supaya nyaman buat belajar.

Pun untuk menjadi sekolah berprestasi sebuah sekolah harus punya modal dulu untuk mencapai prestasi itu. Kalau sekolah negeri kekurangan uang untuk membuat sekolahnya jadi berkualitas dan berprestasi, maka tidak akan ada orang tua yang mau menyekolahkan anaknya di sana.

Fenomena ini sudah terjadi di Jabodetabek dan kota besar lainnya. Orang tua kaya lebih memilih menyekolahkan anak di swasta karena fasilitas lebih lengkap dan kegiatan yang lebih beragam.

Kalau sudah begitu, nantinya pemerintah bakal seadanya juga membiayai sekolah negeri karena BOS Regular dikucur sesuai jumlah peserta didik. BOS Kinerja Prestasi Sekolah juga cuma diguyur untuk sekolah yang (punya modal) berprestasi. Lama-lama sekolah negeri cuma jadi sekolah "kelas dua" yang hanya diperuntukkan bagi anak-anak miskin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun