Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tafsir Atribut Tidak Wajar MPLS dan Kenyamanan Peserta Didik Baru

12 Juli 2024   14:58 Diperbarui: 13 Juli 2024   06:26 613
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemdikbudristek dalam sosialisasi MPLS menyebut kalau MPLS haruslah menyenangkan. MPLS juga punya lima manfaat penting bagi peserta didik baru, yaitu mengurangi rasa cemas dan stres, mengenalkan sarana dan prasarana sekolah, membangun kekompakan dan kebersamaan, memahami kultur dan nilai sekolah, dan memberikan informasi penting kepada siswa dan orang tua.

Kemudian, bagaimana bisa menyenangkan serta mengurasi rasa cemas dan stres pada siswa baru kalau dia diminta memakai seragam sekolah lamanya seolah belum layak jadi bagian dari SMP dan SMA yang dia masuki?

Lain halnya kalau dia terpaksa mengenakan seragam sekolah lama karena seragam barunya belum selesai dijahit. 

Lagipula kalau kita pikir, sebetulnya apa gunanya menyuruh siswa mengenakan seragam dari jenjang sekolah dibawahnya? Apa untuk membedakan siswa lama dan siswa baru supaya mudah dikenali saat MPLS? Kenapa siswa baru harus dibedakan dari kakak kelasnya?

Tidakkah meminta peserta didik baru untuk tidak langsung mengenakan seragam sekolah barunya berarti melestarikan perpeloncoan jaman penjajahan?

Pertanyaan itu tidak perlu dijawab karena cuma bagian kecil dari sengkarut pendidikan di negara kita yang nampak lebih suka sensasi daripada esensi. Lebih suka memelihara mental supaya tetap merasa terjajah dibalik aneka dogma dan indoktrinasi. Dan,  sering lebih suka memperumit sesuatu daripada mempermudahnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun