Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

RW 02 Kampung Trinil

7 Juli 2024   11:10 Diperbarui: 7 Juli 2024   11:24 438
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian warga menuding Pak Lurah makin sulit ditemui karena ternyata sibuk mencarikan anak-anaknya pekerjaan. Warga yang lain berpendapat Pak Lurah jarang di kantor karena beliau sudah semestinya sibuk blusukan mendengar keluh-kesah warga. 

Sisa warga RW 02 yang terdiri dari sekelompok Gen Z kemudian mendadak rajin selfie di depan kantor kelurahan dan sibuk memvideokan pendapat mereka tentang nepotisme yang dialami Bang Mail. Ada yang beranggapan nepotisme itu privilege yang memang harus digunakan. Ada yang berpendapat nepotisme tidak adil karena menutup kesempatan kerja anak yang pintar demi keluarga para bos.

Video yang dibuat anak SMA dan kuliahan itu kemudian berseliweran di berbagai medsos dan membuat Kampung Trinil viral.

Kemudian bermunculan netizen yang mengaku warga asli Kampung Trinil yang lahir di sana kemudian diajak orang tuanya merantau ke luar kota. Ada juga yang mengaku saudaranya pernah tinggal di Kampung Trinil, tapi pindah karena kena santet.

Cerita terheboh datang dari influencer bernama Teyeng. Dalam kontennya Teyeng bilang orang Kampung Trinil cinta damai, saking cintanya kena imbas nepotisme pun tetap damai. Video Teyeng jadi kontroversi karena menampilkan gambar motor terbakar di depan rumah Pak RW-yang tidak ada hubungannya dengan cinta damai dan nepotisme.

Kampung Trinil jadi terkenal sejagat, tapi warga Kampung Trinil resah dan tidak nyaman. Kampung mereka didatangi begitu banyak wartawan dan seleb medsos yang membuat konten. YouTuber dan TikToker malahan membuat video di depan rumah Ceu Odah dan mengatakan kisah tentang Ceu Odah janda kembang yang jadi rebutan bapack-bapack sekampung.

Ceu Odah sudah pindah rumah sejak Bu Tinah menyambangi rumah dan marah-marah kepadanya. Sejak itu rumahnya dijual dan sampai sekarang belum ada yang berminat.

"Bagaimana ini, Pak Lurah? Tolong cari jalan keluar. Usir semua orang yang bikin konten di kampung kita. Kita pengen hidup nyaman dan damai lagi," kata Cang Rohim saat warga mendatangi kantor kelurahan dan bertemu Pak Lurah.

Dalam pikiran Pak Lurah keterkenalan Kampung Trinil bukanlah hal negatif karena perekonomian meningkat disebabkan oleh banyaknya orang jajan di warung Cak Faris, di kedai bakso Bu Minah, atau sekadar melepas haus beli es teh di warung Mpok Sari. Sebenarnyalah Pak Lurah ingin kampungnya tetap terkenal supaya mendatangkan devisa.

"Suami mau kerja jadi susah, anak sekolah dihadang content creator, ibu-ibu mau belanja dicegat sama wartawan. Ini gara-gara warga RW 02 bikin sekampung jadi susah," keluh Bu Masri.

"Kalo ada orang luar dateng kita laporin ke polisi aja, Pak!" ucap satu suara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun