Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengukur Maslahat Lima Hari Sekolah di Kabupaten Magelang

19 Juli 2024   13:23 Diperbarui: 19 Juli 2024   13:28 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosialisasi uji coba lima hari sekolah Disdikbud Kab. Magelang di SDN Pucungrejo I | Foto: Ika Putri Wiriyanti

Kalau anak biasanya pulang pukul 12.00, pada lima hari sekolah anak jadi pulang pukul 13.00. Itu berarti uang saku mereka harus ditambah untuk makan siang. 

Tidak menambah uang saku sebetulnya bisa saja dengan menyiapkan bekal. Tanya anak bekal apa yang mereka suka untuk dibawa ke sekolah. Kalau merasa repot harus uplek-uplekan di dapur sejak subuh, kita bisa menyiapkan bahan-bahannya dari malam dan paginya tinggal kita masak.

Hal berbeda terjadi pada remaja. Mereka biasanya tidak suka bawa bekal dan lebih suka jajan. Kita bisa menambah uang saku anak dengan mengurangi uang belanja makan siang. Bisa juga tidak usah masak di siang hari, masaknya malam saja saat semua anggota keluarga sudah di rumah.

2. Anak tidak bisa ikut TPA sore hari

Orang tua khawatir anak mereka pulang terlalu sore dan mereka tidak bisa mengaji di masjid/musala selepas asar. Pada uji coba nanti kita bisa lihat kalau lima hari sekolah tidak berarti anak pulang sore karena jam belajar cuma ditambah sejam. Pulang sore dimungkinkan kalau anak ikut ekstrakurikuler atau harus latihan untuk mengikuti lomba mewakili sekolah.

Lagipula porsi pendidikan agama di sekolah negeri sekarang sudah sangat cukup. Mayoritas sekolah negeri mengadakan tadarus Al-Qur'an tiap pagi. Pun rutin mengadakan salat Dhuha. Siswa kelas 1-3 juga sudah diajarkan hapalan salat dan surat-surat pendek.

Jadi kekhawatiran soal kurangnya anak  belajar agama bisa digugurkan. Kalau tetap ingin memasukkan anak ke TPA (Taman Pembacaan Al-Qur'an), orang tua bisa memilih TPA selepas Maghrib atau mendatangkan guru agama privat di akhir pekan. Bisa juga mengajarkan sendiri bacaan salat, membaca Qur'an serta tajwidnya, dan penguatan akhlak yang berbasis agama.

3. Anak pulang terlalu sore dan tidak bisa main

Beberapa orang tua mengkhawatirkan kemampuan sosialisasi anak mereka dengan lingkungan sekitar. Kalau anak terlalu sering di sekolah mereka jadi tidak luwes bergaul dengan orang yang usianya berlainan terutama di lingkungan rumah.

Perlu kita sadari kalau lingkungan sekitar seringkali membawa pengaruh buruk daripada yang positif buat anak. Ini terjadi karena orang-orang dewasa di lingkungan kita tidak peka terhadap tumbuh-kembang anak dan remaja.

Mereka enteng saja mengumpat, berkata kasar, mencerca, bahkan memukul, mabuk alkohol, dan melakukan tindakan tidak terpuji lainnya di depan anak dibawah umur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun