Satu hal yang membuat pembiayaan kegiatan jelang-lulus tidak terlalu terasa berat karena kami mencicilnya sejak anak naik ke kelas 6. Kalau harus membayarnya sekaligus mungkin rasanya berat dan boros.
Kemudian, pembahasan soal kegiatan  jelang-lulus dan wasana warsa sudah dibicarakan antara sekolah dengan pengurus paguyuban di awal tahun ajaran. Ada satu kegiatan yang kami tolak karena tidak berhubungan langsung dengan anak, yaitu seminar parenting untuk orang tua.
Jadi sebetulnya kalau mayoritas orang tua keberatan dengan kegiatan jelang-lulus yang direncanakan sekolah, kita bisa menolaknya dengan alasan yang lebih dari sekadar, "Boros, sekolah negeri katanya gratis, kok duit melulu." Kemukakan alasan yang ada hubungannya dengan anak. Â
Kegiatan photoshoot sampai wisata kemarin juga membuat anak rileks dan segar kembali setelah digempur macam-macam ujian. Kebetulan, kelas 6 masih memakai Kurikulum 2013 jadi ujian yang harus dijalani pun mengikuti rangkaian ujian demi ujian dari Kurikulum 2013.
***
Hasil penelitian Christina Hinton yang mengungkap kalau hubungan yang kuat dengan guru dan teman sebaya punya peran penting membuat siswa bahagia, juga dialami oleh anak-anak kami sewaktu mereka berkegiatan nonakademik bersama. Bonding mereka dengan guru juga sangat baik terbukti dari luwesnya mereka bercengkrama dan bercanda dengan para guru tanpa menanggalkan rasa hormatnya.
Bonding dengan teman dan guru itu akan jadi bekal mereka menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena mereka lulus dari jenjang sebelumnya dengan rasa bahagia yang melekat.
Bagaimana dengan anggapan pemborosan karena orang tua harus mengeluarkan banyak uang untuk membiayai seluruh kegiatan jelang-lulus itu? Kembali lagi kepada pola pikir dan sudut pandang dari mana orang tua melihatnya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H