Pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang memanfaatkan waktu dengan menghasilkan hal-hal yang kreatif dan edukatif untuk membuat mereka mandiri secara finansial.
Kita tengok ke fakta lain, bukti mencatat Brasil, Afrika Selatan, dan Filipina gagal memanfaatkan bonus demografi mereka karena kurang persiapan dalam mengelola SDM dan SDA saat periode bonus demografi berlangsung.Â
Venezuela dan Meksiko juga tercatat melewatkan begitu saja bonus demografinya karena lebih fokus menyediakan ikan alih-alih memberi kail ke penduduknya.
Salah satu cara memberi kail adalah dengan membuka keran bagi pelaku ekonomi kreatif yang merupakan nilai tambah dari kekayaan intelektual yang bersumber dari kreativitas manusia yang berbasis wawasan budaya, ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Ekonomi kreatif berpengaruh besar pada periode bonus demografi karena memberi peluang bagi penduduk usia produktif untuk mengembangkan potensi dan inovasi hasil dari kreativitas mereka.
Hal sama diungkap oleh United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang menyatakan ekonomi kreatif dan ekonomi digital dapat menciptakan lapangan kerja yang bermakna, menghasilkan uang, dan membantu mewujudkan kesejahteraan bagi semua orang.Â
Penggerak utama ekonomi kreatif saat ini adalah internet dan teknologi digital, dua hal yang melekat pada anak-anak kita sekarang.
Jadi idealnya kita orangtua terus-menerus memberi pemahaman tentang dampak buruk internet dan media sosial daripada melarang mereka memegang handphone. Saya dan suami sudah menerapkan sendiri pada anak-anak kami yang masih SD.Â
Hasilnya dengan kesadaran sendiri mereka menggunakan ponsel dan laptop untuk keperluan belajar, tutorial hobi, dan mencari informasi terkini tentang hal yang mereka sukai.
Mengingat yang jadi pelajar SD-SMA saat ini adalah Gen Z dan Gen Alpha yang secara alami lahir membersamai teknologi digital, maka bila setelah putusan MA ini ada guru berusia 50 tahun keatas yang mendaftar di Program Guru Penggerak, mereka pastilah guru-guru yang lincah menggunakan teknologi informasi, digital, dan berbagai aplikasi pembelajaran.Â
Sebab hal-hal seperti itulah yang dibutuhkan peserta didik generasi sekarang sebagai pendamping mereka menyerap ilmu. Buku teks tetap perlu, tapi bukan lagi yang utama.