Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Artikel Utama

Memahami Diri Sebelum Ikut Tren Operasi Plastik atau Menua Alami

19 Januari 2024   15:10 Diperbarui: 5 Februari 2024   13:04 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi operasi plastik | Foto: Getty Images via Very Well Health

Kalau duit bukan masalah dan kita dikelilingi perempuan yang memermak wajahnya, apa kita bakal tergiur juga?

Mayoritas perempuan selalu mengelak kalau ditanya berapa usianya. Bukan karena mereka menolak tua dan ingin terus awet muda, melainkan ingin menghindari diskriminasi fisik. 

Diskriminasi fisik terjadi salah satunya karena stereotype gender yang dialami para perempuan saat mereka memasuki usia "matang". Perempuan yang umurnya sudah lewat 40 tahun sering dianggap sudah terlalu untuk bekerja, berkarya, bergaya, bergaul, bahkan untuk punya anak dari rahimnya sendiri. 

Stereotype Gender

Sementara itu, laki-laki 40-45 tahun yang berpenampilan dandy, energik, dan bergaya kekinian dipandang keren karena berjiwa muda. Namun, kalau perempuan yang melakukan hal tersebut, alih-alih dibilang berjiwa muda, mereka malah dicibir dan dibilang kecentilan.

Contoh lain soal masih lazimnya anggapan seorang istri harus mahir menyenangkan suami dan berpenampilan rapi supaya suami betah dan tidak melirik perempuan lain. Sedangkan suami-karena sudah bekerja menafkahi keluarga-tidak perlu lagi repot menyenangkan istri.

Tambahan lagi, banyak mubaligah yang isi ceramahnya cuma menyuruh perempuan merawat diri, melayani suami, dan mengurus anak sebaik mungkin. 

Alih-alih mendorong perempuan memahami dirinya sendiri dan menjadi versi terbaik dirinya, para mubaligah menyuruh perempuan untuk selalu berkutat di kasur, sumur, dan dapur-sekaligus bisa merawat diri.

Padahal ajaran agama sungguh tidak sesempit itu!

Stereotype gender adalah pandangan umum tentang bagaimana laki-laki dan perempuan harus berperilaku, bersikap, dan berpikir. Pandangan ini muncul karena kebiasaan, budaya, dan persepsi di masyarakat yang selalu mengkotak-kotakkan peran laki-laki dan perempuan.

Karena itulah banyak perempuan yang menyembunyikan dan mengelak tiap ditanya berapa usianya untuk menghindari stereotype gender. Maka tidak aneh kalau makin banyak perempuan yang bukan selebritas kemudian memilih operasi plastik supaya terlihat tetap muda dan menawan.

Namun, bisakah kita menimpakan tren operasi plastik yang sekarang merambah ke perempuan "jelata" pada stereotype gender semata?

Kiblat Cantik Selebritas

Siapa yang tidak terpukau melihat Wulan Guritno. Wajah dan penampilan aktris 42 tahun ini sering dipuji bak gadis remaja. Awet muda gak tua-tua. 

Kita tidak tahu Wulan Guritno itu artis sejak remaja. Dia sudah jadi cover girl majalah dan main sinetron sejak usianya masih belasan tahun. Wajar dia sangat menjaga penampilannya karena di dunia hiburan wajah cantik dan tubuh molek satu paket dengan karir seorang pesohor.

Kemudian ada Bunga Citra Lestari yang juga memukau di usianya yang sudah 40. BCL pernah memosting foto di Instagram sedang berpose bersama dokter kecantikan tenar di Amerika. Meskipun tidak pernah ada pernyataan dia melakukan prosedur kecantikan, foto itu sudah jadi bukti kalau BCL melakukan prosedur yang membuat wajahnya tetap wow.

Makanya wajar kalau ibu-ibu di desa juga pengin punya wajah dan tubuh molek bak selebritas yang sering mereka lihat di TV. Mereka tahu skincare dan lulur saja tidak cukup.

Untungnya, cari salon yang menyediakan totok wajah, spa, skincare dokter, sulam alis, sulam bibir, dan ekstensi bulu mata di kecamatan tempat saya tinggal di Magelang sekarang gampang. Tersebar di mana-mana. Klinik kecantikan pun ada dua, dimiliki oleh dokter spesialis lulusan kampus top.

Para ibu rumah tangga yang se-frekuensi juga sering ke salon bersama-sama untuk melakukan sulam alis, sulam bibir, atau sekadar nge-spa bareng.

Maka bukan tidak mungkin ibu rumah tangga yang bukan selebritas dan istri pejabat ini akan melakukan bedah plastik juga kalau duit mereka cukup. Minimal tanam benang atau menjalankan dermal filler yang bikin wajah kencang dan bebas kerut.

Namun, seberapa penting sebetulnya bagi ibu rumah tangga biasa untuk mempercantik diri seperti itu alih-alih memahami kelebihan sendiri dan menerima penuaan secara alami?

Tidak Semua Oplas Berakhir Indah

Jujur, saya pun tadinya kepikiran melakukan dermal filler, tanam benang, bahkan operasi untuk mengencangkan wajah! Untungnya dokter menyarankan saya untuk merawat kulit saja supaya sehat alih-alih melakukan bermacam prosedur yang malah bikin saya kena efek samping buruk. 

Pertama, saya punya alergi. Selain alergi perubahan cuaca, saya juga alergi retinol. Dua macam alergi sudah cukup menghentikan saya untuk melakukan botox, filler, apalagi operasi plastik. Kedua, dokter bilang tidak semua oplas berakhir indah. Hasil tiap orang bisa amat jauh berbeda walau dokternya sama, metodenya sama, dan rumah sakitnya sama.

Jadi saya urungkan semua itu dan sampai sekarang cuma pakai skincare biasa, masker wajah, dan tabir surya yang juga gampang dibeli di toko. Untuk sekadar sulam alis dan bibir pun saya tidak berani karena dokter sudah memperingatkan segala risiko pada saya yang punya alergi.

Sebelum datang ke dokter bedah kecantikan, kita bisa mengenali diri sendiri lebih dulu apakah cocok atau tidak ikut-ikutan tren operasi plastik yang sebetulnya tidak kita perlukan. Apa kita punya alergi, riwayat penyakit, kecocokan anestesi, risiko infeksi dan kerusakan organ dalam perlu jadi bahan pertimbangan yang teramat matang.

Laman Very Well Health malahan menyebut kalau kondisi mental pasien juga jadi pertimbangan, terutama kalau hasil operasi ternyata tak sesuai harapan.

Kalau dokter memutuskan fisik dan mental kita tidak baik untuk operasi plastik, mereka tidak bakal melakukan tindakan. Ini mungkin yang akhirnya membuat beberapa perempuan lari ke klinik abal-abal untuk operasi plastik. Hasilnya, wajah dan penampilannya malah jadi tidak karuan.

Melihat hal di atas, kita para perempuan tidak perlu memaksakan diri untuk terus terlihat muda, cantik, kencang, dan singset. Tua adalah keniscayaan yang dialami semua makhluk hidup.

Memahami diri sendiri lebih penting. Apakah kita nyaman dengan diri kita sendiri atau selama ini hanya mengekor pada tren, ide, dan pendapat orang lain. 

Cari tahu apa kelebihan unik kita yang bikin kita bahagia dan apa yang kita punya di dunia ini yang layak disyukuri. Kalau kita sudah memahami dan nyaman dengan diri sendiri, percayalah, walau sudah berusia 42 tahun Anda akan terlihat seperti masih berusia 32.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun