Jadi saya urungkan semua itu dan sampai sekarang cuma pakai skincare biasa, masker wajah, dan tabir surya yang juga gampang dibeli di toko. Untuk sekadar sulam alis dan bibir pun saya tidak berani karena dokter sudah memperingatkan segala risiko pada saya yang punya alergi.
Sebelum datang ke dokter bedah kecantikan, kita bisa mengenali diri sendiri lebih dulu apakah cocok atau tidak ikut-ikutan tren operasi plastik yang sebetulnya tidak kita perlukan. Apa kita punya alergi, riwayat penyakit, kecocokan anestesi, risiko infeksi dan kerusakan organ dalam perlu jadi bahan pertimbangan yang teramat matang.
Laman Very Well Health malahan menyebut kalau kondisi mental pasien juga jadi pertimbangan, terutama kalau hasil operasi ternyata tak sesuai harapan.
Kalau dokter memutuskan fisik dan mental kita tidak baik untuk operasi plastik, mereka tidak bakal melakukan tindakan. Ini mungkin yang akhirnya membuat beberapa perempuan lari ke klinik abal-abal untuk operasi plastik. Hasilnya, wajah dan penampilannya malah jadi tidak karuan.
Melihat hal di atas, kita para perempuan tidak perlu memaksakan diri untuk terus terlihat muda, cantik, kencang, dan singset. Tua adalah keniscayaan yang dialami semua makhluk hidup.
Memahami diri sendiri lebih penting. Apakah kita nyaman dengan diri kita sendiri atau selama ini hanya mengekor pada tren, ide, dan pendapat orang lain.Â
Cari tahu apa kelebihan unik kita yang bikin kita bahagia dan apa yang kita punya di dunia ini yang layak disyukuri. Kalau kita sudah memahami dan nyaman dengan diri sendiri, percayalah, walau sudah berusia 42 tahun Anda akan terlihat seperti masih berusia 32.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H