Gibran sama-sama wong Jateng seperti Ganjar, tapi kalau melihat tingginya gelombang penolakan atas keputusan MK tentang syarat seseorang menjadi cawapres, amat mungkin dengan menggandeng Gibran Koalisi Indonesia Maju malah menggali lubang untuk Prabowo.Â
Banyak orang belum lupa bagaimana tingginya kolusi dan nepotisme di zaman orde baru yang lebih menguntungkan keluarga dan golongannya, apalagi saat Soeharto menjadikan putrinya Tutut sebagai menteri sosial.Â
Memang tidak boleh dibandingkan Soeharto-Tutut dengan Jokowi-Gibran, tapi ketua Mahkamah Konstitusi adalah adik ipar Jokowi yang jadi paman-sambung Gibran Rakabuming. Walau mungkin tidak ada hubungannya dengan Jokowi dan Gibran, tapi dugaan nepotisme dibalik munculnya putusan MK "pernah menjadi kepala daerah" sulit dinafikan.
***
Meskipun prapilpres kali ini banyak kejutan dan hal yang diluar dugaan, semoga saja tidak menjadikan angka golput meningkat. Syukur-syukur makin sedikit orang yang golput karena golput justru akan menjadikan orang yang tidak layak berkuasa jadi makin leluasa.
Lagipula, pileg dan pilpres cuma terjadi tiap lima tahun sekali yang mana termasuk peristiwa langka. Itu berarti kesempatan kita berfoto di depan TPS (Tempat Pemungutan Suara) juga cuma lima tahun sekali. Jadi kesempatan langka itu sebaiknya tidak disia-siakan dengan keputusan menjadi golput.
Datanglah ke TPS dan gunakan hak pilih Anda yang cuma ada lima tahun sekali itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H