Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022. Istri peternak dan ibu dua anak.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Menakar Mesin Koalisi Capres-Cawapres Memecah Suara di Kandang Banteng

23 Oktober 2023   14:45 Diperbarui: 24 Oktober 2023   04:20 1883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ida Fauziyah adalah mantan ketum Fatayat NU 2010-2015, itu berarti dia kader NU. Suaminya juga seorang tokoh NU Jawa Tengah. Pada waktu itu, seperti yang termuat di tempoco,  Ketua DPW PKB Jateng M. Yusuf Chludori telah menginstruksikan jajaran kultural NU, sampai ke tingkat ranting PKB dan pondok pesantren, untuk memenangkan Ida Fauziyah.

Jadi perolehan suara Sudirman Said-Ida Fauziyah yang membuat Ganjar-Yasin gagal menang telak karena mesin politik PKB bergerak lincah dan masif utamanya demi mendongkrak Ida Fauziyah yang merupakan waketum PKB.

Kalau dengan waketumnya saja mereka all-out, apalagi dengan ketumnya. PKB Jateng akan melakukan tarung sengit merebut suara Ganjar-Mahfud sekaligus menghalau Prabowo-Gibran. PKB juga punya kepentingan mendongkrak Cak Imin untuk menghapus total konotasi "keponakan yang berkhianat" dari bayang-bayang konflik dengan Gus Dur di 2008.

Jadi langkah Anies menggandeng Muhaimin merupakan langkah jitu bila berkaca pada pilgub Jateng 2018-2023. Jadi setidaknya walau berpasangan dengan Anies Baswedan yang elektabilitasnya selalu rendah, PKB tidak bakal menyerah. 

Hal lain yang nampak bikin optimis PKB adalah, mereka akan memperjuangkan Cak Imin di Jatim sebab lumbung suara PKB ada di sana. Maka amat mungkin PKB akan lebih getol menjual Cak Imin alih-alih Anies Baswedan. 

NU Struktural dan NU Kultural

Mantan Ketum NU 2010-2021 Said Aqil pernah mengatakan, seperti dikutip dari kompascom, kalau Mahfud MD bukanlah kader NU. Mahfud MD memang tak pernah berada di struktur kepengurusan mana pun yang terafiliasi dengan NU, tapi dia termasuk NU kultural. Plus pernah menjadi waketum DPP PKB (2002-2005) dan anggota DPR RI Fraksi PKB (2004-2008).

NU kultural lahir dari orang tua dan kakek-nenek yang pernah jadi pengurus NU atau keluarganya sering mengikuti tradisi dan kebiasaan yang dilakukan NU.

Pada pertemuannya dengan keluarga Gus Dur tahun 2018 sehari sebelum deklarasi cawapres pendamping Jokowi di pilpres 2019, Mahfud mengatakan, "Struktural itu pelayan kultural, yang kultural itu penyangga yang struktural. Sehingga ke depannya tidak ada lagi urusan kotak-kotak," kata Mahfud MD seperti yang dimuat di Tribunnewscom.

Jadi walau ada kesamaan dari sisi PKB-nya, bisa dianggap kalau sebagian anggota NU akan menganggap Cak Imin lebih NU daripada Mahfud MD. Utamanya karena pada 1998 Cak Imin juga turut mendirikan PKB bersama Gus Dur, KH Mustofa Bisri, dan beberapa ulama NU lainnya.

Dengan demikian kalau niat Koalisi Indonesia Maju ingin mengambil suara pemilih Ganjar di Jateng lewat Gibran mereka harus lebih sengit bertarung dengan mesin politik PKB sekaligus dengan massa banteng yang loyal dengan PDIP yang mencalonkan Ganjar-Mahfud.

Pun demikian massa banteng tidak boleh lengah dan menganggap remeh lawan supaya Jateng tetap merah dan banteng tidak kehilangan kandangnya.

Bayangan Nepotisme di Punggung Gibran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun