Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Cara Memenangi Kompasiana Awards

19 Oktober 2023   11:48 Diperbarui: 19 Oktober 2023   11:52 2761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo Kompasiana | Foto: Kompasiana

Hari ini saya membaca artikel Sematan Gelar adalah Bentuk Kepercayaan yang ditulis Kompasianer nomine Best in Fiction 2021 Edward Horas Simanjuntak. Bang Edward menaruh harapan supaya para pemenang Kompasiana Awards 2023 betul-betul datang dari yang terbaik dan jangan sampai bikin malu nama Kompasiana. 

Sebab menurutnya penghargaan itu diberikan oleh Kompasiana, jadi sepatutnya yang memenangi awards ikut menjaga nama baik si pemberi. Bisa jadi karena itulah hampir semua pemenang best-in best-in tidak mencantumkan penghargaan itu di profil Kompasiana mereka.

Saya setuju dengan yang ditulis Bang Edward, makanya saya terinspirasi untuk menulis juga tentang ajang penghargaan tahunan dari Kompasiana ini. 

Pertama, ada diantara kita yang pasti penasaran, gimana, ya, rasanya kalau masuk nominasi best-in best-in. Pasti bangga, terharu, atau malah malu seperti yang dirasakan Bang Edward.

Kedua, setelah masuk nominasi perasaan kita jadi tambah campur-aduk. Duh, ternyata saya jadi nomine, apa tulisan-tulisan saya memang sebagus itu. Setelah itu sekuat mungkin kita akan mengempiskan balon kebahagiaan dalam hati untuk tidak terlalu berharap jadi pemenang.

Kalau sangat-berharap-tapi-tidak-kesampaian rasa nyeseknya bakal gak ketulungan. Jadi lebih baik harapannya secuil saja sekadar untuk membuat hati berbunga.

Maka dari itu, siapa tahu ada Kompasianer yang pengin masuk nominasi dan memenangi Kompasiana Awards tahun-tahun berikutnya, uraian berikut bisa jadi pertimbangan untuk dilakukan.

1. Konsisten menulis karena senang menulis dan rasa ingin berbagi.

Berambisi untuk jadi yang terbaik di kategori tertentu tentu boleh. Berambisi untuk dapat banyak K-Rewards juga boleh banget. 

Hanya saja banyak dari kita yang tidak mampu mengontrol ambisi itu. Akibatnya tulisan yang kita buat jadi tidak punya soul, tidak menghibur, tidak mengedukasi, dan tidak ada pengalaman yang bisa disari oleh orang lain.  

2. Rajin meninggalkan jejak komentar di artikel Kompasianer lain. 

Bukan sekadar komentar, tapi komentar hangat, bersahabat, dan nyambung dengan isi artikel yang mereka tulis.

Hal ini sudah dibuktikan oleh Best in Opinion 2021 David Abdullah dan Best in Specific Interest dan People Choice 2021 Tonny Syiariel. Mereka akrab dengan banyak Kompasianer karena sering meninggalkan komentar yang tulus dan bersahabat.

Saya yakin selain tulisan mereka yang memang berkualitas, keakraban itu jadi salah satu faktor mereka dicalonkan dan menang.

3. Tahan diri untuk tidak mencalonkan diri sendiri.

Meski Kompasianer dibolehkan oleh Kompasiana untuk mencalonkan dirinya sendiri, alangkah indah rasa dihati bila kita masuk nominasi karena dicalonkan oleh orang lain. 

Itu artinya tulisan-tulisan kita mengesankan bagi Kompasianer lain dan mereka menghargai kita sebagai orang yang dianggap layak dan dipercaya untuk menyandang, mengutip Bang Edward, beban berat sebagai the best.

Selain itu dengan dicalonkan dan bukan mencalonkan, kita akan punya tanggung jawab moral untuk mempertahankan kualitas tulisan bahkan meningkatkannya lagi. Faktor itu jugalah yang membuat tulisan kita punya soul dimana yang membaca bisa ikut masuk dan jadi bagian ke dalam tulisan yang kita buat.

4. Terapkan etika sebagai penulis.

Penulis, termasuk content writer seperti Kompasianer dan narablog, tidak punya pedoman seperti wartawan yang terikat pada Kode Etik Jurnalistik dan tunduk pada UU Pers.

Meski begitu kita bisa memastikan di tiap tulisan yang kita produksi ada unsur informasi, edukasi, dan hiburan selain sudah pasti bebas dari plagiarisme, duplikasi, fabrikasi, dan falsifikasi.

Pun kita juga bisa mengikuti pedoman penulisan seperti yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 39 Tahun 2021 tentang Integritas Akademik dalam Menghasilkan Karya Ilmiah.

Menerapkan etika dalam menulis tidak susah kalau sudah terbiasa. Itu karena etika dibuat bukan untuk mengatur, tapi mengingatkan bahwa kita manusia diberi akal budi supaya tidak melakukan hal-hal yang merugikan diri sendiri dan orang lain.

May the Best Kompasianer Win

Siapa pun yang nanti memenangi Kompasiana Awards itulah yang terbaik yang telah lolos seleksi dan penilaian dari Kompasiana. Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan selain kembali ke rutinitas menulis di Kompasiana, berakrab ria dengan sesama Kompasianer melalui tulisan, dan menikmati K-Rewards-kalau dapat.

Semoga yang terbaik yang menang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun