Bukan sekadar komentar, tapi komentar hangat, bersahabat, dan nyambung dengan isi artikel yang mereka tulis.
Hal ini sudah dibuktikan oleh Best in Opinion 2021 David Abdullah dan Best in Specific Interest dan People Choice 2021Â Tonny Syiariel. Mereka akrab dengan banyak Kompasianer karena sering meninggalkan komentar yang tulus dan bersahabat.
Saya yakin selain tulisan mereka yang memang berkualitas, keakraban itu jadi salah satu faktor mereka dicalonkan dan menang.
3. Tahan diri untuk tidak mencalonkan diri sendiri.
Meski Kompasianer dibolehkan oleh Kompasiana untuk mencalonkan dirinya sendiri, alangkah indah rasa dihati bila kita masuk nominasi karena dicalonkan oleh orang lain.Â
Itu artinya tulisan-tulisan kita mengesankan bagi Kompasianer lain dan mereka menghargai kita sebagai orang yang dianggap layak dan dipercaya untuk menyandang, mengutip Bang Edward, beban berat sebagai the best.
Selain itu dengan dicalonkan dan bukan mencalonkan, kita akan punya tanggung jawab moral untuk mempertahankan kualitas tulisan bahkan meningkatkannya lagi. Faktor itu jugalah yang membuat tulisan kita punya soul dimana yang membaca bisa ikut masuk dan jadi bagian ke dalam tulisan yang kita buat.
4. Terapkan etika sebagai penulis.
Penulis, termasuk content writer seperti Kompasianer dan narablog, tidak punya pedoman seperti wartawan yang terikat pada Kode Etik Jurnalistik dan tunduk pada UU Pers.
Meski begitu kita bisa memastikan di tiap tulisan yang kita produksi ada unsur informasi, edukasi, dan hiburan selain sudah pasti bebas dari plagiarisme, duplikasi, fabrikasi, dan falsifikasi.
Pun kita juga bisa mengikuti pedoman penulisan seperti yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 39 Tahun 2021 tentang Integritas Akademik dalam Menghasilkan Karya Ilmiah.