"Lagi gak bawa mobil. Kalau aku boncengan sama Arjo nanti kena gosip."
"Kalau sama aku gak takut kena gosip?"
Jenang cekikikan, "Kalau kamu, kan, tampilan fisiknya beda sama Arjo."
Samsul baru akan membuka mulut mempertanyakan soal tampilan fisik, tapi Jenang secepat kilat sudah naik ke motor Samsul. "Ayo ke rumah Arjo, nanti keburu sore."
Irul tiba-tiba muncul di depan motor Samsul dan menyatakan ingin ikut ke rumah Arjo. Irul bilang tadi Arjo sempat bertanya berapa uang yang didapat Irul dari menulis konten dan mengelola blog dan pertanyaan itu bikin Irul ingin tahu ada apa dengan Arjo.
Samsul dan Irul pun beriringan mengendarai motor masing-masing menuju rumah Arjo. Sepuluh menit berlalu dan ketika sampai mereka mendapati Arjo sudah ganti baju dan sedang tepekur di depan laptopnya.
Arjo menyambut teman-temannya, tapi menampilkan kesan tidak ingin diganggu.Â
"Kamu seharian di sekolah aneh banget banyak ngelamun. Ada apa, sih, Jo?" kata Jenang tanpa basa-basi. Arjo cuma mengangkat bahu sambil jemarinya mulai bergerak menulis deretan kata-kata dalam laptopnya.
Samsul menepuk punggung Arjo, kali ini pelan. "Kita cuma pengin tahu apa yang kamu pikirin. Kalau ada apa-apa siapa tahu kita bisa bantu. Gak janji sih, siapa tahu kita bisa bantu."
Irul mengangguk-angguk, "Betul. Cerita aja, Jo. Sama kita gak usah pake malu. Udah kenal dari lama juga."
Arjo memandangi teman-temannya satu per satu. Tatapan paling lama dia tujukan untuk Jenang yang kemudian salah tingkah dan melempar pandang ke luar.