Setelah lulus kuliah mayoritas dari kami betul-betul jadi wartawan, termasuk saya. Beberapa diantara teman saya itu sampai sekarang masih berkecimpung di bidang jurnalistik dari pemred sampai pemilik kanal berita di YouTube.
Internet Dial-up
Mahasiswa sekarang jauh lebih mudah membuat skripsi karena sudah ada internet di kecepatan 5G, pesan instan, dan media sosial. Saya bayangkan dengan kemudahan teknologi informasi seperti sekarang, skripsi yang dibuat pasti lebih berkualitas karena data seperti jurnal ilmiah, keterangan pers, kebijakan pemerintah, undang-undang, dan informasi apa pun mudah ditemukan di internet.Â
Belum lagi responden wawancara juga lebih mudah didapat karena tinggal minta partisipasi masyarakat lewat medsos, dengan imbalan saldo dompet digital atau pulsa. Maka kemungkinan skripsi lebih cepat selesai pun didepan mata. Kuliah S1 3,5 tahun sudah bukan hal yang wow lagi.
Sewaktu bikin skripsi hampir tiap hari saya bolak-balik ke Perpustakaan Nasional di Salemba, Jakpus. Kadang bersama teman-teman, tapi lebih banyak sendirian. Kalau sedang tidak ke perpusnas, saya buka internet di rumah menggunakan dial-up Telkomnet Instan dari Telkom Indonesia.Â
Disebut dial-up karena kita harus memencet nomor 080989999 di pesawat telepon untuk terhubung dengan internet. Waktu itu sudah ada handphone, tapi belum smart jadi cuma bisa dipakai buat SMS dan telepon saja.
Untung saja skripsi saya tidak perlu partisipasi responden karena penelitian menitikberatkan pada isi berita, penerapan Kode Etik Jurnalistik (sekarang Kode Etik Wartawan Indonesia), dan kebijakan redaksi. Jadi saya tidak perlu susah payah mencari orang untuk mengisi kuesioner atau wawancara tatap muka.
Selain Telkomnet Instan sebenarnya sudah ada internet provider menggunakan kabel, tapi saya pilih dial-up. Selain praktis karena tinggal pencet nomor dan colok kabel telepon ke komputer, kami sekeluarga saat itu juga belum butuh banget internet.Â
Beda dengan sekarang kalau tidak ada internet rasanya seperti hidup di hutan. Bahkan di hutan dan ditengah laut pun sekarang sudah terjangkau sinyal internet. Bagaimana cara membuat skripsi tanpa dukungan internet? Bisa-bisa setahun baru selesai.
Saya pernah pakai handphone untuk terhubung ke internet, tapi mahal! Baru connect 15 menit sudah habis pulsa Rp50.000. Betul! Saya mengalami sendiri bagaimana borosnya berselancar di phone yang belum smart-smart amat waktu itu. Mau tidak mau dial-up internet dari telepon rumah walau bapak saya tiap bulan bayarnya mahal juga, pernah sampai tembus Rp700.000.
IndiHome. Kuota ini kalau di internet provider namanya fair usage policy (FUP).
Sekarang cuma bayar Rp385.000 sudah bisa internet, TV kabel, dan Netflix sekaligus dengan kuota 600 GB per bulan dariArtinya kalau pemakaian internet IndiHome kita sudah sampai 750 GB, kecepatan akan dikurangi tidak sampai 30 Mbps lagi. Pun dengan pengguna yang mengambil paket speed 300 Mbps akan turun kecepatan internetnya kalau sudah mencapai pemakaian 4050 GB.