Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Art Set Cici

13 April 2023   12:11 Diperbarui: 13 April 2023   12:15 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dari Kunsmiller

Kadang-kadang Cici tidak tidur siang, dia menghabiskan waktu tidur siangnya dengan menggambar tokoh anime dari komik yang ada di Pojok Baca. Kadang dia juga membaca Iqro 6 dibantu Ibu, sebentar lagi dia sudah lanjut membaca Al-Qur'an. Kalau sedang tidak ada PR, Cici membantu Ibu memasukkan kerupuk ke stoples, mencuci beras, atau bermain boneka dan masak-masakan bersama Rara adik perempuannya yang berumur empat tahun.

Hari ini malam terakhir puasa Ramadan. Besok sudah bulan Syawal yang berarti sudah lebaran dan Cici berhasil menuntaskan puasanya sebulan penuh!

Cici girang bukan kepalang ketika Paman, Bibi, dan sepupunya yang masih bayi datang untuk menginap di rumahnya. Berarti malam ini aku akan dapat hadiah puasa sesuai janji Paman.

Anak Paman namanya Robi. Kalau Cici bermain cilukba Robi pasti akan tertawa yang membuat Cici jadi gemas dan rasanya ingin mencubit.

"Cici puasanya full, ya, Alhamdulillah! Nih, hadiah buat Cici karena berhasil puasa sehari penuh sampai lebaran," Paman menyorongkan amplop ke hadapan Cici.

Cici menerimanya dengan setengah meloncat menahan kegembiraan yang tiada tara, "Alhamdulillah! Terima kasih banyak, ya, Paman!" dibukanya amplop itu dan matanya membulat melihat isinya. Isinya uang lima puluh ribuan.

"Bu, sekarang aku bisa beli Art Set seperti punya Lia!"

Bukan cuma Cici yang dapat hadiah, Rara juga dapat hadiah selusin buku gambar dan krayon 55 warna untuk Rara. Rara memeluk erat buku gambar dan krayon itu seperti memeluk boneka, Cici sampai tertawa melihat tingkah adiknya.

"Tahun depan Cici sudah kelas empat, jadi tidak perlu diberi hadiah lagi kalau puasanya full, ya," kata Ibu setengah berbisik di telinga Cici.

"Siap, Bu! Sekarang saja Cici sudah kuat puasa sampai magrib, apalagi tahun depan. Insyaallah Cici bisa!" jawabnya semangat.

Berpuasa sampai magrib awalnya memang berat, badan terasa lemas, haus, dan mengantuk, tapi setelah tiga hari ternyata sudah tidak terasa berat. Cici berjanji tahun depan akan berpuasa sungguh-sungguh tidak lagi memikirkan rasa haus dan lapar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun