Kalau ngeliat anak metal, apalagi punk, suka serem. Personel bandnya penuh tato, gondrong awut-awutan, pake narkoba, dan kalau manggung aksinya kayak setan.Â
Betul! Tampilan luar personel band metal dan punk memang beda dari orang normal, penggemarnya juga begitu. Jauh dari kesan orang baik-baik versi sayap kanan.
Tapi, tahukah Anda bahwa dari tahun ke tahun para penggemar musik metal dan punk tidak lagi berperilaku dan berpenampilan nyeleneh, nyentrik, dan seram? Mereka sama "normalnya"dengan penyuka musik pop dan dangdut, bahkan seorang fan metal jadi  presiden di negeri Zamrud Khatulistiwa, tanpa rambut gondrong dan tato.
Beda Heavy Metal dengan Punk
Heavy metal dan punk sama-sama muncul pada pertengahan 1970-an dan berakar dari musik rock.Â
Dinamisnya dunia permusikan lantas membuat heavy metal punya subgenre sendiri yang terdiri dari avant-garde metal, black metal, classic metal, death metal, doom metal, folk metal, glam metal, gothic metal, grindcore, groove metal, hardcore, power metal, progressive metal, neo-classical metal, speed metal, dan thrash metal.
Buat apaan musik berisik aja punya subgenre segitu banyak?Â
Masing-masing subgenre dipengaruhi oleh percampuran musik rock dengan genre lain yang diinspirasi sebuah band ke band lain. Sependengaran saya, yang paling jelas perbedaan antar-subgenre metal ada pada permainan bass dan drum.
Sementara itu, punk rock yang dimotori oleh Ramones pada 1974 dan Sex Pistols di tahun 1975, kemudian berkembang jadi 24 subgenre, jauh lebih banyak dari heavy metal. Subgenre melodic punk bahkan punya 13 subgenre turunan.
Subgenre punk rock kemudian melahirkan subkultur bernama hardcore yang kemudian disebut sebagai hardcore punk.
Nah, musik hardcore ini lebih sulit dinikmati daripada heavy metal dan punk. Di mata dan telinga awam, vokalisnya terdengar cuma teriak-teriak doang dengan suara serak tanpa lirik, musiknya tanpa nada dan memekakkan telinga, gaya personelnya bahkan lebih seram dari setan.