Kami memang butuh banyak uang receh karena lewat jalan non-tol membuat kami harus berhenti di SPBU dan masjid untuk salat dan buang air kecil, tidak seperti rest area tol yang serba gratis. Walau tidak diminta, apa iya kami harus sepelit itu tidak memasukkan Rp2000-Rp5000 ke kotak toilet dan masjid?! Belum lagi kasih tip ke tukang parkir.Â
Soal BRILink saya tidak asing memakainya karena warung dekat rumah ada yang jadi Agen BRILink. Saya biasa tarik tunai ke Mbak pemilik warung. Lebih mudah, aman, dan cepat daripada harus ke ATM BRI terdekat yang jaraknya 4 kilometer dari rumah saya.Â
Kita tinggal berikan kartu ATM, nanti si Mbak memprosesnya di mesin EDC (electronic data capture). Saya tinggal terima uang dari dia. Agen BRILink sangat bermanfaat kalau kita butuh uang dalam jumlah kecil, misal Rp200.000 sampai Rp300.000 untuk belanja harian di tukang sayur langganan.Â
Kenapa tidak ambil di ATM langsung 1-2 juta untuk belanja sayur harian? Karena saya boros. Pegang uang banyak bukannya untuk belanja sayur, malah dibelikan asinan, pensil alis, dan baju.Â
Apalagi kalau jemput sekolah, banyak ibu-ibu yang membawa dan menawarkan dagangan. Jadi, sifat boros saya harus diminimalisir sedemikian rupa, syukur-syukur dihilangkan.
Saya punya rekening di BRI tadinya cuma buat keperluan KUR saja, bukan sebagai rekening utama. Sampai KUR saya lunas juga masih belum terpikir punya BRI mobile banking. Namun, terjebak macet di Cirebon membuat saya berpikir, kenapa tidak dimanfaatkan saja semua layanan dan fasilitas dari rekening BRI saya itu. Buktinya Agen BRILink saja ada di tempat tidak terduga. Di warung yang tidak begitu besar.
Kami terjebak macet dan menghabiskan waktu di jalanan Cirebon selama tiga jam. Bersyukur ibu pemilik warung Agen BRILink mau memberikan recehan ketika saya tarik tunai di sana.
Saat malam takbiran di rumah orang tua, saya install BRIMo dari Play Store karena pikiran itu tadi, memanfaatkan layanan yang dipunya BRI.Â
Saya punya rekening dari dua bank BUMN berbeda, dua-duanya tidak saya gunakan mobile dan internet banking karena merasa belum perlu, walau hampir dua puluh tahun jadi nasabah mereka.Â
Akhirnya BRIMo saya gunakan untuk bagi-bagi angpao Lebaran dalam bentuk dompet elektronik ke keponakan dan anak-anak para sepupu. Transfer antarbank ke kerabat yang dasternya saya beli juga akhirnya pakai BRIMo.