Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Jelangkung" dari Boneka ke Suster Ngesot yang Datangnya tak Dijemput Pulang tak Diantar

9 Januari 2022   07:33 Diperbarui: 9 Januari 2022   10:20 4732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Jelangkung (2001) dan rebootnya Jailangkung (2017). Foto: layar.id

Datang tak dijemput pulang tak diantar

Remaja putih-abu-abu dan anak kuliahan era awal 2000-an memadati bioskop untuk menonton siapa yang datangnya tak dijemput dan pulangnya tak diantar itu.

Namanya jelangkung (jailangkung). Walau disebut boneka, jailangkung tidak benar-benar seperti boneka yang bisa dimainkan apalagi dipeluk-peluk karena wujudnya hanya berupa batok kelapa yang dipasangi kayu, serta dihias ijuk atau jerami.

Boneka jailangkung jadi media untuk memanggil arwah, jin, hantu, dan sejenisnya. Hantu yang masuk ke boneka jailangkung bakalan bisa menjawab pertanyaan yang kita ajukan melalui media papan tulis dan kapur, atau pensil yang ditaruh di tangan jailangkung.

Konon, boneka jailangkung dipercaya berasal dari kebudayaan Tionghoa yang bernama Cay Lan Gong, bermakna Dewa Keranjang. Namun, ada pendapat bahwa Cay Lan Tse (Dewa Pelindung Anak) juga menjadi asal usul ritual Jelangkung.

Ritual ini juga menggunakan boneka yang juga dirakit dari keranjang yang berisi wangi dupa yang dibakar.

Cay Lan Gong biasanya dilakukan para remaja yang sengaja memasukkan Dewa Poyang dan Moyang untuk dimintai petunjuk pada festival rembulan. Hubungan Tionghoa dengan pribumi yang begitu akrab menjadikan ritual ini bertransformasi menjadi jailangkung.

Di film Jelangkung (2001) yang dibintangi Winky Wiryawan, Ronny Dozer, Melanie Ariyanto, dan Harry Pantja ini, arwah yang mereka panggil ke jailangkung tidak melakukan apa-apa sehingga mereka biarkan saja teronggok di kuburan tempat ritual dilakukan.

Bagaimana cara mereka memanggil makhluk gaib ke jailangkung? Melalui mantra "datang tak dijemput pulang tak diantar", tentu.

Sejak itulah mereka sering melihat penampakan hantu anak kecil, wajah-wajah seram di cermin, hingga suster (perawat) di RS yang jalannya ngesot.

Ngeri banget, kan?! Haa, ga ngeri?

Padahal kengerian itu yang dicari para penonton yang datang ke bioskop.

Jelangkung yang disutradarai Rizal Mantovani dan Jose Purnomo itu jadi film dengan penonton terbanyak di Indonesia sebelum dikalahkan Laskar Pelangi.

Saking suksesnya Jelangkung, Harry Pantja yang berperan sebagai Soni lantas tersohor pula jadi pembawa reality show paling fenomenal bernama Dunia Lain yang tayang di Trans TV periode 2002-2004. 

Bila Harry Pantja melanjutkan diri di bidang gaib, Winky Wiryawan setelah membintangi Jailangkung lebih dikenal dengan nama DJ Winky, karena dia nge-DJ, tentu. Kalau jadi ahli masak mungkin dia bakal dipanggil Chef Winky.

Apa yang menjadikan Jelangkung film mistis legendaris walau tanpa adegan panas?

Bahkan Layangan Putus yang trending itu ada adegan hotnya.

Keseluruhan akting pemain-pemain Jelangkung tidak asal-asalan. Skenarionya ditulis cermat dan alurnya punya cerita kuat, bukan sekedar membuat penonton ketakutan.

Suster ngesot

However, ter-epic dari semuanya adalah si suster ngesot. Itu suster emang serem banget. Mukanya ditutupi rambut seperti Sadako (hantu yang muncul dari sumur di film Ringu (1989), dan ketika rambut itu tersingkap, buset mukanya serem!

Bukan cuma saya yang terngeri-ngeri dengan si perawat berbaju putih itu, semua orang juga. Dia jadi pembicaraan paling mengerikan sekaligus paling lucu selama berminggu-minggu. Banyak orang bikin parodi suster ngesot.

Malahan di tahun 2011 ada mahasiswi yang nge-prank jadi suster ngesot di apartemen di Bandung untuk menakuti teman-temannya yang akan naik lift. 

Si mahasiswi sukses berakhir di RS, tapi bukan karena direkrut jadi suster. Giginya patah dan pelipisnya luka ditendang satpam yang mengira dia suster ngesot betulan.

Satpam jempolan!

Kepopuleran suster ngesot membawanya ke layar lebar yang terpisah dari film Jelangkung, berjudul Suster Ngesot (2007) dan The Secret: Suster Ngesot Urban Legend (2018).

Film Jelangkung (2001) dan rebootnya Jailangkung (2017). Foto: layar.id
Film Jelangkung (2001) dan rebootnya Jailangkung (2017). Foto: layar.id
Pun mengekor kesuksesan Jelangkung berturut-turut dibuat film yang judulnya Tusuk Jelangkung (2003) yang merupakan sekuel dari Jelangkung, lalu Jelangkung 3 (2007), Kalung Jelangkung (2011), Jailangkung 1 (2017), Jailangkung 2 (2018), dan Jailangkung 3 (direncanakan tayang tahun ini, 2022).

Melansir kompascom, film Jailangkung 3 sudah dibuat sejak 2020, tapi tanggal pasti penayangannya belum diumumkan.

Sutradara Kimo Stamboel mengatakan lewat Antara News bahwa Jailangkung 3 bakal lebih seram dan brutal dibanding dua film pendahulunya. Apakah juga akan lebih banyak mendatangkan penonton?

Tergantung seberapa banyak film superhero keluaran Hollywood yang tayang di bioskop sepanjang tahun ini. Jika waktu pemutarannya bareng dengan Black Panther: Wakanda Forever, misalnya, sudah pasti Jailangkung 3 kalah pamor.

Apalagi jarak antara Jailangkung 3 bukan bagian dari trilogi Jelangkung 2001, film itu bagian dari trilogi Jailangkung 1 2017 yang generasi penontonnya sudah beda dari Jailangkung 2001 yang fenomenal.

Rumah produksi harus cermat jika ingin Jailangkung 3 menyedot banyak penonton, termasuk mempertimbangkan tayang di platform streaming.

Satu lagi, bila boneka jailangkung bisa membawa malapetaka karena melibatkan makhluk halus, bagaimana dengan spirit doll?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun