Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Penulis generalis. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Pilihan

Revolusi Internet 1969-2021 dari Arpanet ke Metaverse

30 Desember 2021   18:18 Diperbarui: 30 Desember 2021   18:28 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya sebut revolusi karena walaupun berlangsung selama 52 tahun-tidak seketika dan sekonyong-konyong-internet telah mengubah sistem sosial, kekeluargaan, politik, ekonomi, dan gaya hidup masyarakat dalam waktu relatif singkat.

Kalau boleh disamakan, mirip revolusi industri. Berlangsung selama 100 tahun dari 1750 sampai 1850, tapi disebut revolusi karena mengubah secara drastis cara manusia mengelola sumber daya.

Sepuluh tahun lalu orang yang suka ngobrol lewat SMS dan pesan instan dianggap cara cemen karena dianggap ga berani ngomong atau ketemuan langsung.

Sekarang nyaris semua orang lebih nyaman melakukan komunikasi nonverbal lewat pesan instan. Bila seseorang ingin menelepon, dia harus konfirmasi dulu kepada orang yang ingin ditelepon, apakah orang itu bersedia di telepon atau tidak.

Mulanya jaringan internet dibuat oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat bernama ARPA (Advance Research Projects Agency) sebagai program non-militer untuk keperluan riset dan pengembangan informasi.

ARPA kemudian dikembangkan oleh beberapa universitas agar mereka bisa saling terhubung untuk urusan penelitian. Ukuran komputer di kampus-kampus waktu itu segede gaban dan harus didinginkan secara berkala.

1969-1980

Kampus pertama yang menggunakan ARPA adalah UCLA alias University of California, Los Angeles.

Pada 2 Oktober 1969 UCLA berhasil mengirim pesan ke Stanford yang berisi "LO".

Hee... Maksud lo, apa?

LO harusnya bertuliskan LOGIN, tapi huruf yang lain ketinggalan. Tiga huruf terakhir gagal terkirim karena sistem jaringan ARPA (disebut Arpanet) di UCLA keberatan beban mengirim 5 huruf sekaligus. Sistemnya crash dan harus dibuat ulang.

Kalau beban hidupmu berat, kamu tidak sendirian, Sob!

Arpanet berkembang. Pada 1972 sebanyak 75% lalu lintas di dalam Arpanet adalah surat elektronik. Orang sudah tidak lagi harus ke kantor pos untuk mengirim surat dan menunggu berminggu-minggu untuk dapat balasannya. 

Ratu Elizabeth II adalah kepala negara pertama yang mengirim surat elektronik pada 2 Maret 1976. 

Surel itu berisi pengumuman tentang bahasa pemrograman baru yang telah dikembangkan dan diberi judul "Pesan dari Yang Mulia Ratu" dan ditandatangani dengan "Elizabeth R". Tanda Elizabeth R digunakan Ratu Elizabeth II sampai sekarang dalam setiap komunikasi digitalnya.

Tahun 1979 Tom Truscott dan Steve Bellovin menemukan cara menghubungkan komputer ke Arpanet melalui sambungan telepon (dial-up).

1980-1990

Arpanet yang bermetamorfosis menjadi internet karena sudah bisa terhubung dalam jaringan ke seluruh komputer.

Pada 1984 dibangun sistem nama domain atau DNS (domain name system) yang dimaksudkan untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer.

Internet sudah bisa menyambungkan lebih dari 1.000 komputer secara bersamaan dari seluruh dunia. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan menjadi lebih dari 10.000 unit.

6 Agustus 1991 World Wide Web (www, di-Indonesiakan menjadi Waring Wera Wanua) yang dibuat oleh Tim Berners-Lee resmi tayang ke seluruh dunia.

WWW adalah bagian dari internet yang merupakan sebuah nama yang diberikan agar semua bagian internet yang bisa diakses dengan sebuah software web browser. 

Adanya www membuat kita dapat menerima berbagai informasi di dalam berbagai format. WWW juga sering disebut sebagai sebuah protokol pada sebuah URL (Uniform Resource Locator). Pun sering disebut sebagai istilah untuk mengidentifikasikan sebuah media jaringan internet.

Di era ini teknologi menyambungkan internet dengan telepon (dial-up) juga sudah dipakai. Kecepatan dial-up dalam mengirim satu email juga sudah dibawah 30 detik. 

1990-2000

Komersialisasi internet secara besar-besaran dimulai tahun 1992 dengan peluncuran dial-up oleh perusahaan Pipex di Britania Raya dan Sprint di AS.

Dial-up banyak digunakan karena cuma butuh telepon dan modem tanpa berlangganan bulanan, tapi tagihan telepon kita bisa sangat mahal karena tarifnya dibebankan pada sambungan telepon.

Saya juga sering menggunakan dial-up dari Telkomnet Instant 080989999 di masa SMA sampai awal-awal kuliah. Telkomnet Instant muncul di Indonesia di akhir 1998 sebagai bagian dari layanan digital Telkom.

Seingat saya, tarif dial-up Telkomnet Instant pada waktu itu Rp9.900 per jam. 

Walaupun dial-up mahal, berisik, super lemot, dan koneksi bisa tiba-tiba putus kalau emak tau-tau make telepon buat ngobrol sama temennya, tapi lumayan buat nyari informasi terbaru untuk tugas sekolah dan kuliah.

Raksasa internet Google mulai online pada 1998 oleh dua mahasiswa kandidat PhD Stanford University bernama Sergey Brin dan Larry Page.

Sekarang kita tidak bisa hidup tanpa Google. Bahkan Kompasiana sahaja bergantung pada Google Analytics untuk membagikan K-Rewards. K-Rewards saya yang Oktober tidak dibayar sama Kompasiana, ha ha ha!

Pada 1999 era berbagi file di internet (peer-to-peer) dimulai. Layanan berbagi musik Napster adalah yang pertama memulai P2P. Sayang, Napster bubar karena tuntutan hukum dari musikus dan produser musik yang tidak rela musik mereka dibagikan gratis di internet.

Ndilalah, sekarang kita malah bisa dengar musik secara gratis secara online. Terima kasih, Napster!

Secara keseluruhan, orang yang menggunakan internet pada era ini diperkirakan masih kurang dari 0,5 persen populasi.

2000-2010

Di tahun 2000 sudah ada 72.398.092 internet hosts (tempat menyimpan data atau server yang terhubung dalam jaringan) dan ada 9.950.491 websites.

Sampai pada 2008, dial-up masih ada di Indonesia. Waktu itu Telkom menurunkan tarif Telkomnet Instant menjadi Rp1.000 per jam. Murah banget!

Namun, orang yang berlangganan internet broadband juga sudah banyak, jadi pamor dial-up menghilang.

Pada 2003, dunia virtual yang diyakini menjadi cikal bakal metaverse bernama Second Life, mulai populer.

Second Life adalah game online yang memungkinkan orang membuat tampilan dirinya dalam bentuk fisik berbeda (avatar) dan menjalani hidup kedua secara online di internet.

Pada 2014, internet mobile 4G LTE di Indonesia resmi diluncurkan untuk komersil oleh Telkomsel. Kecepatan data 4G membuat orang bisa leluasa menggunakan smartphone untuk berselancar.di internet guna main medsos, unggah-unduh, streaming, nonton, dan menulis di Kompasiana.

Era 2000-an juga bisa dibilang sebagai era medsos. Friendster, medsos yang sempat hits di Indonesia, muncul pada 2003 dan Facebook tayang pada 2004. 

Satu-satunya akun medsos yang saya punya yaitu Twitter, muncul pada 2006 dan saya punya akunnya sejak 2009! Siapa yang nanya, sih?!

2010-2021

Tahun 2010 disebut sebagai masa emas mobile internet. Orang-orang sudah mengakses internet dari ponsel untuk bekerja, mencari hiburan, mengakses informasi, mencari teman, dan mencari jodoh. 

Pada 28 Oktober 2021, Facebook ganti nama jadi Meta. Orang lantas bertanya-tanya, kenapa kok jadi Meta? Apakah dia bersaudara dengan penyanyi dangdut Ratu Meta?

Istilah metaverse berasal dari novel bergenre science fiction-cyberpunk berjudul Snow Crash yang rilis pada 1992 dan ditulis oleh Neal Stephenson. Metaverse adalah akronim dari meta dan universe.

Metaverse kerap disebut sebagai masa depan internet karena manusia bisa hidup di dalam internet sama nyatanya dengan di kehidupan sehari-hari.

Beberapa perusahaan teknologi seperti Epic Games, Facebook alias Meta, Nvidia, Microsoft, dan Apple sedang membangun infrastruktur untuk metaverse.

Raksasa pengembang aplikasi Tiongkok, Tencent, dikabarkan juga sedang membangun metaverse.

Seperti apa kelak metaverse? Belum ada yang tahu. Kalau Anda tahu game Roblox, coba perhatikan. Roblox disebut sudah menyerupai metaverse. 

Lalu seperti apa metaverse kelak di Indonesia? Boleh baca tulisan saya yang lain tentang metaverse berjudul "Aktivasi Metaverse dengan 5G" jika ingin tahu lebih lanjut tentang metaverse.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun