Komersialisasi internet secara besar-besaran dimulai tahun 1992 dengan peluncuran dial-up oleh perusahaan Pipex di Britania Raya dan Sprint di AS.
Dial-up banyak digunakan karena cuma butuh telepon dan modem tanpa berlangganan bulanan, tapi tagihan telepon kita bisa sangat mahal karena tarifnya dibebankan pada sambungan telepon.
Saya juga sering menggunakan dial-up dari Telkomnet Instant 080989999 di masa SMA sampai awal-awal kuliah. Telkomnet Instant muncul di Indonesia di akhir 1998 sebagai bagian dari layanan digital Telkom.
Seingat saya, tarif dial-up Telkomnet Instant pada waktu itu Rp9.900 per jam.Â
Walaupun dial-up mahal, berisik, super lemot, dan koneksi bisa tiba-tiba putus kalau emak tau-tau make telepon buat ngobrol sama temennya, tapi lumayan buat nyari informasi terbaru untuk tugas sekolah dan kuliah.
Raksasa internet Google mulai online pada 1998 oleh dua mahasiswa kandidat PhD Stanford University bernama Sergey Brin dan Larry Page.
Sekarang kita tidak bisa hidup tanpa Google. Bahkan Kompasiana sahaja bergantung pada Google Analytics untuk membagikan K-Rewards. K-Rewards saya yang Oktober tidak dibayar sama Kompasiana, ha ha ha!
Pada 1999 era berbagi file di internet (peer-to-peer) dimulai. Layanan berbagi musik Napster adalah yang pertama memulai P2P. Sayang, Napster bubar karena tuntutan hukum dari musikus dan produser musik yang tidak rela musik mereka dibagikan gratis di internet.
Ndilalah, sekarang kita malah bisa dengar musik secara gratis secara online. Terima kasih, Napster!
Secara keseluruhan, orang yang menggunakan internet pada era ini diperkirakan masih kurang dari 0,5 persen populasi.
2000-2010
Di tahun 2000 sudah ada 72.398.092 internet hosts (tempat menyimpan data atau server yang terhubung dalam jaringan) dan ada 9.950.491 websites.