Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Penyuka Kesendirian, Beda dengan Kesepian

22 Desember 2021   10:55 Diperbarui: 22 Maret 2022   08:45 2991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sila Baca: Bila Suami Istri Saling Kesepian

Sepi di tempat ramai

Kesepian adalah emosi subjektif yang memunculkan efek negatif pada diri seseorang.

Berada di tengah keluarga yang harmonis dan teman-teman yang menyenangkan ternyata tidak menghindarkan rasa kesepian pada seseorang jika dia 

Orang yang kesepian lama-lama bisa memicu depresi yang berujung pada bunuh diri.

Peristiwa yang terjadi pada Novia Widyasari adalah buntut dari depresi. Dia dihamili lalu kandungannya digugurkan paksa oleh pacarnya.

Walau dia berada di tengah ibu dan teman-temannya, rasa kesepian karena diabaikan keluarga pacar yang tidak bertanggung jawab akhirnya memicu depresi dan membuatnya putus asa.

Novia punya sahabat untuk berbagi cerita. Terbukti yang menuturkan penyebab Novia melenyapkan nyawa adalah temannya. 

Sang ibu pun berkali-kali memintanya agar kuat dan bertahan, tapi Novia tetap memilih mengakhiri hidupnya.

Jika suatu hari kita merasa kesepian, hal-hal berikut bisa memudarkan kesepian itu:

1. Dengarkan musik atau siaran radio. Jika merasa musik tidak bagus untuk iman, setel murotal atau dengarkan shalawat. Ikutlah bersenandung bersama musik itu atau libatkan diri jika penyiar radio membuka line percakapan.

Kalau mau, Anda juga bisa bershalawat sendiri tanpa stereo atau membaca ayat suci Alquran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun