Betul. Bu Kades juga sudah bilang bahwa kalau sawahnya produktif mungkin bakal dapat lebih besar daripada tanah kosong yang tidak terurus.
Lalu, apakah warga yang punya tanah nganggur lantas menanaminya dengan palawija supaya jadi produktif dan dapar ganti lebih besar?
Tidak. Mengolah lahan jadi subur perlu modal. Warga tidak punya modal atau tidak punya tenaga kerja untuk mengolahnya.Â
Di tengah kasak-kusuk itu ada warga yang mengatakan ingin beli Fortuner. Mobil idamannya yang bakalan keren kalau dia setiri. Dia bahkan berniat untuk kursus setir mobil sebelum nanti uang ganti untung diterima.
Ada juga warga yang ingin menabung untuk biaya kuliah anaknya. Dia ingin anaknya kuliah ke luar negeri. Di negeri mana? Yang dekat-dekat saja, kata dia.
Diantara kegembiraan warga karena bakal menerima rejeki nomplok dari proyek tol, saya mikir. Kalau tol itu sudah jadi, rumah kami akan berada persis di bawah tol di lahan yang tidak kena pembebasan.
Sangat mungkin bisingnya kendaraan yang lalu lalang akan terdengar sampai ke rumah. Belum lagi selama dibangun tiang pancang pasti juga menimbulkan kebisingan dan debu yang beterbangan.
Tidak apa-apa, kalau tolnya sudah jadi, kami juga yang menikmatinya. Mudik ke Jakarta bisa lebih cepat karena tol Jogya-Bawen direncanakan akan terhubung ke tol Trans Jawa.