Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Penulis generalis. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Alasan PJJ Bikin Stres tapi Homeschooling Tidak

6 September 2021   15:12 Diperbarui: 6 September 2021   17:58 1189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak belajar online. Sumber: Shutterstock via kompas.com

Emang apa bedanya Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan homeschooling? Sama-sama sekolah di rumah, kan?

PJJ dilakukan karena sedang ada wabah virus SARS-CoV-2. Sekolah tempat anak-anak belajar ditutup supaya tidak terjadi penularan virus penyebab penyakit Covid-19 tersebut. Jadilah mereka belajar dari rumah.

Sedangkan homeschooling adalah pendidikan yang basis utama belajar-mengajarnya ada di rumah, bersama orang tua, mentor, atau guru les. 

1. Jenis Pendidikan

Sebuah homeschooling disebut informal jika orang tua dan anak belajar secara mandiri tanpa mengikuti salah satu kurikulum yang tersedia. 

Lalu disebut homeschooling nonformal jika mereka tergabung dalam yayasan dan lembaga yang menyelenggarakan homeschooling.

Di Indonesia, banyak peserta homeschooling tergabung di Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang menyelenggarakan Kejar (kelompok belajar) Paket A setara SD, B setara SMP, dan A setara SMA. Lainnya bergabung di lembaga seperti Primagama atau yayasan Kristen yang menyelenggarakan homeschooling.

Anak homeschool tidak menjadi peserta didik di sekolah manapun, namun ijazahnya tetap sah untuk dia melanjutkan sampai ke jenjang universitas.

Sedangkan sekolah merupakan pendidikan formal yang teratur, sistematis, bertingkat, dan mengikuti syarat-syarat yang jelas.

Itulah hal pertama yang membuat orang tua dan anak stres selama PJJ, karena belajar di rumah, tapi terikat aturan dan sistem belajar dari sekolah.

2. Proses Belajar

Kegiatan belajar mengajar pada PJJ pindah dari sekolah ke rumah. Interaksi guru dengan murid dilakukan lewat internet melalui gawai. Pada banyak sekolah, interaksi lewat layar hanya dilakukan sesekali karena guru lebih sering memberi materi dan tugas lewat WhatsApp, Google Site, Google Doc, dan lainnya.

Anak-anak homeschool tidak terpatok belajar sembari menatap layar apalagi dari WhatsApp dan YouTube. Kadang mereka keluar rumah untuk mempelajari ilmu yang ada dalam kurikulum. Kadang mereka datang ke PKBM untuk berdiskusi dengan mentor atau sesama homeschool.

Kita tahu penggunaan gawai untuk interaksi dan belajar dapat menimbulkan kelelahan.

Itu hal kedua yang membuat PJJ bikin stres dan homeschooling tidak. Lingkup belajar PJJ seolah dibatasi hanya dari gawai, sementara anak homeschool sudah biasa belajar dari dan kemana-mana.

3. Kurikulum

Sekolah formal menggunakan kurikulum 2013 yang mengacu pada kearifan lokal suatu daerah dimana sekolah itu berada.

Homeschooling tidak punya kurikulum wajib. Anak dan orang tua bebas memilih kurikulum mana yang sesuai untuk mereka. Boleh juga mencampur kurikulum nasional dengan luar negeri.

Yang penting saat ujian kesetaraan dan Ujian Nasional (sekarang Asesmen Nasional/AN) para homeschool bisa menjawab soal-soal dari negara seperti anak sekolah formal.

Ini hal ketiga yang membuat PJJ amat membuat stres karena materi yang diberikan guru terbatas sementara kaki murid dan orang tua untuk mengeksplor materi lain terkekang. 

Sekolah dan guru menginginkan jawaban yang sesuai buku teks dan modul agar tsrget kurikulum tercapai dan mudah mengisi nilai di rapor. Jadinya anak sudah lelah untuk mengeksplor ilmu selain yang diajarkan di sekolah.

Sementara anak homeschool lebih merasakan kemerdekaan belajar sehingga stres mereka tidak sebesar anak yang mengikuti PJJ dari sekolah formal.

Anak-anak homeschool sering menyelesaikan kurikulum lebih cepat dari sekolah formal karena fleksibilitas waktu yang mereka miliki.

4. Suasana batin di rumah

Orang tua dari anak homeschooling biasanya sudah menciptakan suasana batin berupa rumahku-sekolahku-tempat belajarku. Sedangkan bagi orang tua dan anak sekolah formal, rumah adalah tempat istirahat, berkumpul, dan bersantai.

Maka itu, ketika sekolah tutup dan harus melakukan PJJ dalam waktu lama (dua tahun ajaran) mereka tetap tidak bisa menciptakan suasana rumah sebagai tempat belajar. Bagi mereka sekolahlah tempat belajar paling ideal.

Itulah hal keempat yang membuat PJJ bikin stres setengah mati sementara homeschooling tidak.

Hal sama terjadi pada pekerja yang work from home. Mereka tertimpa stres lebih besar dibanding karyawan yang sedari awal bekerja telecommuting pada kantor yang ada di luar pulau atau luar negeri.

Homeschooling dan PJJ amatlah beda. PJJ belajar dari rumah, homeschooling belajar di rumah. Ahh, itu cuma masalah bahasa dan istilah saja. Satu keminggris satunya lagi tidak.

Bukan soal bahasa dan istilah. Kan, prinsip belajar dan sistem pendidikannya memang beda. Maka, wajar jika tingkat stres peserta PJJ dan homeschooling berbeda. Yang PJJ lebih stres.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun