Warga rekrutan akan pergi ke tahun 2051 selama tujuh hari. Kalau selama tujuh hari para rekrutan berhasil selamat, mereka akan otomatis kembali ke tahun 2022 menggunakan ban tangan yang terhubung ke Jump Link.
Jump Link adalah perangkat teknologi yang dapat membawa puluhan orang sekaligus untuk pulang-pergi ke masa depan.
Tidak seperti mobil mesin waktu di film Back to the Future yang dapat pergi ke tahun berapapun, Jump Link hanya dapat membawa manusia pergi dari 2022 ke 2051 dan sebaliknya.
Percakapan Dan Forester dengan warga rekrutan bernama Charlie, tentang usia prajurit dan warga yang direkrut, sedikitnya menjawab kenapa Jump Link tidak bisa digunakan untuk bepergian ke tahun yang berbeda-beda. Alasannya: untuk menghindari paradoks waktu.
Warga yang direkrut semua sudah berusia diatas 40 tahun. Secara matematis pada 2051 mereka sudah tua atau tutup usia, sehingga tidak akan menjumpai diri mereka sendiri.
Para prajurit yang datang dari 2051 juga dipilih yang lahir diatas 2022, juga untuk mencegah pertemuan dengan diri mereka sendiri.
Penghindaran terjadinya paradoks waktu juga dapat mencegah membanjirnya jumlah White Spikes di bumi akibat masa lalu dan masa depan yang berubah.
Ada satu yang saya sayangkan. Warga rekrutan banyak yang mati pada waktu datang dari 2022 ke 2051 karena posisi datang mereka terjun dari langit! Tubuh mereka berdebam terbentur beton bangunan dan jalan aspal. Sia-sia.
The Tomorrow War mungkin film science fiction dengan sains yang paling kental, berbobot, sekaligus masuk akal.
Anak Dan Forester yang bernama Muri, di 2051 telah menjadi ilmuwan sekaligus kolonel Angkatan Darat yang mengepalai lab rekayasa genetik sekakigus menjadi komandan lapangan.
Toksin yang dapat membunuh White Spike lahir dari tangan Muri. Sedangkan cara menggunakan toksinnya datang dari Martin.