Musik dianggap sebagai sarana komunikasi sosial yang dapat diterima berbagai kalangan lintas usia lintas negara. Maka ketidakmampuan untuk menikmati musik sebagai sesuatu yang menyenangkan adalah bagian dari social anhedonia yang bernama musical anhedonia.
Kalau ada lagu Mahen atau Via Vallen diperdengarkan, pengidap musical anhedonia tahu itu lagu apa.
Pun bila campursari, jazz, keroncong, hip-hop, dan metal diperdengarkan, mereka bisa membedakan jenis satu musik ke musik lainnya, tapi tidak ada rasa apa-apa saat mendengarnya.
Tidak ada keinginan untuk bersenandung, bernyanyi, atau menggoyangkan kepala, bahkan tidak terganggu bila mendengar lagu hardcore punk yang berisiknya bisa bikin darah tinggi.
Musik punya manfaat bagi kesehatan hati dan pikiran karena dianggap sebagai salah satu rangsangan paling menyenangkan yang dialami manusia.
Manfaat musik, yaitu:
1. Mengurangi kecemasan. Riset menunjukkan bahwa musik yang dicampur dengan suara alam membantu mengurangi rasa cemas. Bahkan orang yang menghadapi penyakit kritis, kecemasannya berkurang setelah melakukan terapi musik.
2. Mengurangi gejala depresi. Penelitian pada 2017Â menyimpulkan bahwa mendengarkan musik, terutama musik klasik yang dikombinasikan dengan jazz, memiliki efek positif pada gejala depresi, terutama ketika ada beberapa sesi mendengarkan yang dilakukan oleh terapis musik teruji.
3. Meningkatkan daya ingat. Penelitian dari Mayo Clinic menunjukkan bahwa meskipun musik tidak membalikkan kehilangan ingatan yang dialami oleh penderita penyakit Alzheimer dan gegar otak, musik terbukti memperlambat penurunan kognitif dan membantu penderita demensia ringan.
Berfaedah juga untuk mereka yang ingin mengingat mantan terindah.