Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Warganet Cuma Baca Judul Tak Berkaitan dengan Rendahnya Minat Baca

18 Juni 2021   15:33 Diperbarui: 18 Juni 2021   15:51 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membaca buku. Foto: Getty Images via thoughtco.com

2. Kecepatan Internet

Makin lemot sinyal data atau internet seseorang, makin lama waktu yang dibutuhkan untuk membuka internet. Jika satu berita disisipi video, maka makin besar data yang dihabiskan dan makin membuat lambat internet di ponsel atau komputer.

Walau menurut Speedtest kecepatan Internet di Indonesia pada 2020 makin ngebut dibanding tahun-tahun sebelumnya, tapi kecepatan itu belum merata di seluruh Nusantara. Internet yang lemot membuat orang malas membaca utuh seluruh isi berita karena menunggu halaman terbuka saja butuh waktu.

Kesabaran untuk membuka satu berita makin besar kalau seseorang memakai ponsel jadul. Selain beritanya tidak kebuka-buka, ponsel bakal cepat panas karena baterainya bekerja lebih keras untuk konsumsi RAM dan mencari sinyal data.

3. Paginasi

Narablog dan pengelola media berita online sering membagi konten yang ada di situs web menjadi beberapa halaman terpisah (pagination/paginasi).

Paginasi digunakan untuk mengatur website agar teratur (terutama jika banyak diagram, grafik, atau foto) supaya tidak berantakan dan mudah mengatur navigasinya.

Akan tetapi, bagi pembaca, pembagian halaman membuat kenyamanan baca jadi berkurang karena tidak praktis, terutama bagi yang internetnya lambat.

Minat Baca, Kategori Buku, dan Birokrasi

Beberapa taman bacaan menolak donasi buku yang ingin saya berikan karena yang dibutuhkan oleh mereka adalah bacaan anak-anak. Sementara koleksi buku saya adalah novel, biografi, buku komunikasi, psikologi, dan agama.

Mereka katakan buku akan tergeletak mubazir di taman bacaan karena tidak sesuai untuk anak-anak dan remaja yang jadi target literasi mereka.

Taman bacaan yang dikelola perorangan dan organisasi nampak lebih disukai masyarakat karena santai dan bebas birokrasi yang kaku sebagaimana perpustakaan daerah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun