Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Bekerja Telecommuting yang Sering Dikira Hanya Main Komputer

12 April 2021   15:35 Diperbarui: 15 April 2021   17:31 1285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi telecommuting (Sumber: pixabay.com)

Ada perusahaan yang mewajibkan karyawan telecommutingnya punya paspor dan ada yang tidak. 

Baru-baru ini saya kembali bekerja secara telecommuting, tapi sudah berbeda perusahaan dari tempat saya kerja di 2010. 

Kantornya sama-sama berbasis di Singapura, namun kini saya bekerja dengan milenial muda yang nampak tidak kerasan bekerja dengan ibu-ibu.

Saya juga milenial, tapi milenial tua yang mepet ke Gen X. Bekerja bersama milenial muda tidak sulit, yang jadi kendala adalah saya ibu rumah tangga yang harus memprioritaskan pembelajaran anak-anak di pagi hari, baru bisa memberi waktu untuk pekerjaan di siang dan sore hari.

Sementara milenial muda maunya kerja serba cepat dan tidak suka menunggu. Dan, mereka itu bisa kerja 24 jam kalau mereka mau. Energinya seperti tidak habis-habis. Entah karena sedang pandemi tidak bisa kemana-mana, jomlo akut, atau karena memang gila kerja.

Meski sama-sama milenial, anak muda dengan ibu-ibu memang punya etos kerja yang berbeda.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun