Kebanyakan anak-anak bisa menahan diri untuk tidak mudik, tapi tidak dengan para orang tua. Para orang tua yang notabene sudah lanjut usia dan bercucu, sangat menginginkan kehadiran anak-anak mereka di momen Lebaran tahun 2021 ini karena tahun lalu mudik sudah dilarang.Â
Rata-rata beranggapan, "Kalau tahun ini mudik dilarang, siapa yang tahu kami tahun depan ada umur lagi atau tidak."
Lantas, anak-anak mereka pun jadi murung karena tidak bisa menuruti keinginan orang tua menjadi anak yang berbakti.
Lho, kan mudik bisa kapan saja, tidak harus lebaran?
Ho-oh, kebanyakan orang mudik di momen Lebaran bukan semata karena bertepatan dengan hari raya, terutama karena mereka dapat libur dan cuti hanya di saat Lebaran.
Pun yang punya anak hanya punya waktu bepergian di saat sekolah libur, yaitu saat Lebaran. Di luar Lebaran susah sekali ke luar kota karena tugas sekolah menanti dengan setia untuk dikerjakan dan difoto beserta time stamp.
Saya gunakan kata mudik (bukan pulang kampung), karena saya berkepentingan untuk mudik ke ibu kota, bukan pulang ke kampung karena saya sudah tinggal di kampung.
Dapat kita pahami bahwa dilarangnya mudik adalah untuk mencegah bertambahnya manusia yang tertular Covid-19.Â
Pada saat Lebaran mobilitas manusia tinggi sekali. Entah untuk silaturahim, ziarah kubur, mengunjungi kerabat, atau jalan-jalan bersama.
Maka pemerintah tidak mau ambil risiko, dilaranglah mudik. Tapi apakah pelarangan ini efektif mengingat tahun lalu mudik sudah dilarang?
Tidak, menurut saya. Karena orang akan melihat ada "ketidakadilan". Mall, tempat wisata, hotel, pasar, kafe, dan tempat fitness sudah buka karena alasan economy need to recover during pandemic.Â
Pada liburan sekolah Desember dan tahun baru 2020 juga tidak ada larangan plesiran. Bahkan pemerintah mengakui bahwa lonjakan kasus Covid-19 karena adanya beberapa libur panjang, khususnya libur Natal dan Tahun Baru.
Pemerintah pada saat itu hanya melarang kerumunan dan melarang cuti Natal dan Tahun Baru bagi PNS. Lalu pada momen Idul Fitri dimana kami hanya mau sekedar PULANG KE RUMAH bertemu orang tua, lha kok malah dilarang?
Apalagi pada Lebaran tahun lalu mudik sudah dilarang. Akan ada pengeyelan atau kedongkolan massal terhadap pemerintah berkaitan dengan pelarangan mudik tahun ini.
Jikalau pemerintah bingung bagaimana menekan laju Corona saat momen Lebaran tanpa melarang mudik, saya punya usul:Â
1. Batasi jam operasional mall hanya sampai jam 13.00 WIB. Ini untuk menghindari orang pergi ke mall ramai-ramai setelah salat Ied, tapi yang nonmuslim dapat ke mall jika mereka ada keperluan mendesak.
2. Tutup seluruh tempat wisata di Indonesia pada libur Idul Fitri (6-17 Mei 2021) guna mencegah orang tamasya di hari raya. Jadi yang mudik fokus mudik saja kumpul di rumah orang tua. Lalu yang tidak mudik juga tidak bisa tamasya kemana-mana.
3. Intruksikan sampai ke tingkat kelurahan dan desa agar mencegah mobilitas masyarakat bersilaturahim dari rumah ke rumah.
4. Tidak perlu salam-salaman pada orang yang tidak dikenal, terutama anak-anak jangan dipaksa untuk salim (cium tangan) dengan orang yang bukan keluarga inti dari orang tua mereka.
Apakah pelarangan mudik ini akan berubah lagi ditengah jalan mengingat awalnya pemerintah mengizinkan mudik? Entah. Kemungkinan besar mudik tetap DILARANG!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H