Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Disorientasi Ekonomi di Balik K-Pop, Dalgona, dan Rice Bowl bersama Orang Sekampung

15 Januari 2021   17:49 Diperbarui: 16 Januari 2021   14:10 1334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hidangan rice bowl (Shutterstock.com)

Sejak dua minggu lalu anak-anak perempuan usia SD di seputaran desa kerap menanyakan apakah saya sudah menjual poster Taehyun, Taeyong, dan entah-siapa-lagi nama idola K-Pop lain yang mereka sebut, karena mereka akan membelinya kalau ada.

Mengapa repot-repot beli? Print saja dari Google lalu pajang di kamar. Macam-macam pose bisa dicari sesuai selera. 

Mereka menjawab, "Kalau print kurang keren, kertasnya tipis oglek-oglek, dan ditempel juga ga keren karena bentuknya bukan poster."

Bukan hanya para penyanyi K-Pop yang mereka gilai, minuman dalgona, mocktail, dan rice bowl juga laris manis dibeli mereka, terutama pada akhir pekan atau tanggal merah. 

Walaupun ada smoothie dan jus, tetapi yang paling disukai anak-anak dan remaja adalah dalgona dan mocktail.

Well, mocktail memang bukan minuman khas Korea. Racikan mocktail saya buat dari Sprite, Fanta, Coca cola, atau soda tawar dicampur dengan sirup aneka rasa ditambah sari kelapa, selasih, mini boba, dan kadang dihias dengan selembar daun mint.

Sederhana dan harga jualnya cukup Rp 5000 saja per cup. Jadi jangan bayangkan mocktail seperti yang dijual di mal-mal karena yang ini menyesuaikan dengan kantong orang desa.

Mocktail awalnya dibuat khusus untuk Shirley Temple, bintang film cilik AS era 1930-an yang film-filmnya dahulu sering kita tonton di TVRI. 

Restoran-restoran dan hotel di Beverly Hills dan Hawaii menyatakan bahwa mereka kerap menyediakan minuman non-alkohol untuk Shirley ketika dia datang bersama orang tuanya. Minuman itu lantas diberi nama Shirley Temple. 

Lama-lama minuman Shirley Temple berubah menjadi mocktail yang menandakan minuman itu mirip seperti cocktail namun tanpa alkohol. 

Minuman the shirley temple mocktail. Foto: heinens.com/Lauren Schulte
Minuman the shirley temple mocktail. Foto: heinens.com/Lauren Schulte

Konon, aktris Shirley Temple pernah dua kali mengajukan gugatan terhadap perusahaan yang memakai namanya untuk mengkomersialkan minuman tersebut. Meski begitu, orang-orang di negeri Paman Sam masih banyak yang menyebut mocktail dengan The Shirley Temple (for kids).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun