Jika kelak Liga 1 dilanjutkan apakah penularan bisa dicegah?
Bisa. Dengan disiplin mematuhi protokol kesehatan dan menaati peraturan yang diberikan klub saat karantina gelembung (bubble) dijalankan.
Pada karantina bubble, para pemain memang harus terpisah lima bulan lamanya dari kekasih, istri, anak, dan orang tua. Ini yang berat.Â
Apalagi bagi kebanyakan pria beristri, ada kebutuhan untuk menyalurkan kebutuhan birahinya paling tidak seminggu sekali. Lima bulan tanpa kelon mungkin berat bagi beberapa pemain Liga 1.
Lima bulan sesungguhnya tidak lama jika dijalani tanpa beban. Toh masih bisa video call dan telepon. Jika Liga berakhir pada Juli 2021 seluruh komponen klub akan berkumpul lagi dengan keluarga masing-masing.
Dilanjutkannya Liga 1 juga sudah pasti ditunggu oleh para suporter.
Kejenuhan para Bobotoh, Bonek, The Jakmania, Kacong Mania, Aremania, Kabomania, dan pendukung lainnya terhadap pandemi yang entah kapan berakhir, bakal terusir.Â
Hanya saja PT LIB harus membuat aturan khusus pandemi yang menjatuhkan denda kepada klub jika suporter mereka kedapatan memaksa masuk ke dalam stadion saat klub bertanding.
Denda ini perlu karena suporter bola dikenal nekat. Meski PT LIB mengatakan telah berkoordinasi dengan seluruh Polda dan mengedepankan langkah preventif, antisipasi menghadapi suporter nekat harus tetap ada.
Langkah preventif yang dimaksud PT LIB adalah mengampanyekan slogan "Dukung dari Rumah" dan "Nonton dari Rumah Lebih Asyik" supaya suporter tidak datang ke stadion. jika kedapatan ada suporter yang akan masuk stadion, polisi hanya akan mengusir dan membubarkan mereka.
Manalah mungkin The Jak dan Bobotoh mau disuruh duduk manis depan televisi sementara klub mereka main di kandang sendiri. Bonek apalagi, rela menggembel tanpa bekal memadai ke luar kota demi menonton Persebaya tampil di kandang lawan. Apalagi format kandang-tandang dengan kompetisi satu wilayah rencananya tetap diberlakukan.