Beth memang berbakat catur.
Pada usia sembilan tahun, Beth sudah mengalahkan murid-murid SMA.
Dia pertama kali melihat catur di ruang bawah tanah saat diminta gurunya membersihkan penghapus kapur. Disana dia melihat Pak Shaibel, seorang petugas kebersihan, sedang bermain catur seorang diri.Â
Beth tertarik pada catur lalu minta Pak Shaibel mengajarinya.
Panti asuhan jadi tempat pertamanya bermain catur sekaligus membuatnya ketergantungan obat penenang. Setiap menjelang jam makan siang pengurus panti memberikan tiga kapsul, satu diantaranya penenang.
Saya tidak melihat adegan yang menjelaskan kenapa panti memberikan obat penenang, saya duga penenang ini diberikan untuk mengendalikan anak-anak supaya tidak berulah.
Beth kemudian menyalahgunakan pil penenang itu pada malam hari supaya dirinya dapat berhalusinasi memainkan bidak-bidak catur sebelum tidur.
Sampai dewasa Beth masih menelan pil tersebut. Bukan hanya pil, Beth juga kecanduan alkohol terutama sejak ibu angkatnya meninggal. Untung saja penampilannya bermain catur tetap cemerlang karena Beth memang selalu mengasah dirinya dengan bermain dan membaca banyak buku tentang catur.
Selain dari Pak Shaibel, Beth juga dapat bantuan dari Harry. Harry adalah mantan lawan yang dikalahkan Beth dalam suatu turnamen catur. Harry berhenti dari dunia catur dan pergi ke bangku kuliah.Â
Menjelang dimulainya masa kuliah, Harry menelepon Beth dan menawarkan bantuan. Dia membawa banyak buku catur dan menginap di rumah Beth untuk jadi sparring partner Beth bermain catur.
Hari-hari mereka habiskan dengan bermain dan membahas catur, juga bercinta, supaya kemampuan Beth meningkat jika melawan Borgov lagi.
Harry lalu meninggalkan Beth karena patah hati. Beth tidak tertarik menjalin cinta dengannya meski mereka sudah tidur bersama. Lagipula Harry juga harus kuliah, kan.