Wasit yang pernah mendapat predikat sebagai wasit terbaik Liga Indonesia ini mau memimpin tarkam untuk menjaga performa dan menjaga feeling memimpin di lapangan.
Entah kenapa turnamen tarkam menjamur selagi pandemi justru disaat Liga 1 vakum. Mabes Polri tidak mengeluarkan izin untuk Liga 1 tapi jajaran kepolisian dibawahnya mengeluarkan izin untuk tarkam di banyak daerah.
Mungkin karena tarkam berskala kecil (antar kecamatan, antar desa, antar kampung), sehingga kepolisian setempat menganggap tidak berisiko tinggi jadi ajang penyebaran corona, terutama jika wilayah itu masuk kategori zona kuning dan hijau.
Padahal sangat sulit mengatur supaya penonton dan pemain menerapkan protokol kesehatan. Mau tak mau penonton berkerumun dan berkumpul karena lapangan yang digunakan tidak memungkinkan mereka untuk duduk dan berdiri berjauhan.
Para pemain pun tidak mungkin menjalani tes usap terlalu sering karena butuh biaya.
Dengan demikian ada risiko besar kecamatan yang tadinya zona hijau berubah jadi merah dalam sekejap.
Di sisi lain turnamen tarkam saat pandemi ikut menolong pemain Liga 1 menambah pemasukan, menjaga kebugaran dan keterampilan, sekaligus mengusir kejenuhan karena vakumnya kompetisi
Tapi, apakah tarkam tetap akan menjamur, misal, PSSI tidak menghentikan Liga 1?Â
Mungkin tidak. Perhatian para pecinta bola, terutama suporter fanatik, sudah tertuju ke Liga 1 dan mereka tidak lagi mencari cara untuk meluapkan kerinduan terhadap olahraga paling populer di negeri +62 ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H