Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Kontroversi "Cuties" di Netflix dan Ekses Seksualitas Gadis Kecil Kita

15 September 2020   12:42 Diperbarui: 15 September 2020   12:59 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dia lantas melakukan riset selama 1,5 tahun untuk mengobrol dengan ratusan anak perempuan tentang pendapat mereka terhadap seksualitas di medsos.

Maimouna juga mengatakan bahwa film itu, "Untuk membuka mata semua orang bahwa hiperseksualitas anak terjadi di media sosial dan film ini mengajak kita semua untuk memperbaikinya," katanya seperti yang ditulis variety.com.

Maimouna benar, lihat saja di acara pencarian bakat America's Got Talent, banyak penari cilik menari dengan pakaian minim dan gerakan meniru orang dewasa, tapi kenapa tidak diprotes ya.

Untung saja film Cuties tidak ada di platform Netflix Indonesia, kalau ada bisa-bisa ormas Islam yang imamnya sedang di Arab itu menggeruduk Jokowi di istana negara dan berorasi, "Film kafir! Apa-apaan muslimah jogat-joget pakai baju seksi. Turki saja melarang film itu!"

Kira-kira begitu. Turki memang melarang Cuties di platform Netflix negaranya karena alasan eksploitasi seksual anak-anak. 

Seksualitas sendiri mengandung aspek yang tidak hanya mengenai seks. Didalam seksualitas ada konsep diri dan aktualisasi diri berupa ekspresi, emosi, cinta, sayang, dan keintiman, juga terkait dengan pandangan, nilai, identitas seksual dan gender yang terkait dengan orientasi seksual.

Soal baju seksi, siapa di negara berpenduduk muslim terbesar di dunia ini yang tak kenal Blackpink? Jangankan yang dewasa, siswi-siswi SD pun menggemari mereka karena lagu, tarian, dan paras para personilnya yang aduhai.

Jisoo, Lisa, Rose, dan Jennie dalam aksi panggung dan video musiknya selalu mengenakan baju dengan ketiak merajalela, belahan dada rendah, hot pants sampai pangkal paha, dan perut terbuka. Dan ditonton oleh anak-anak kecil yang kesehariannya berseragam jilbab, didukung oleh ibu mereka yang juga berjilbab. 

Kebanyakan ibu-ibu menggemari drama Korea jadi malah senang jika anak mereka menonton Blackpink, artinya anak mereka tidak kuper dan mengikuti zaman.

Padahal kalau dilihat dari kacamata baju tertutup dan jilbab, mestilah mereka mendengarkan murotal dan sholawat serta mendengar qosidahan saja, bukan K-Pop. Minimal menggemari tarian tradisional Indonesia atau gamelan bagi yang tinggal di Jawa.

Tapi itulah dunia, apa yang tampak di depan tidak selalu sama dengan yang nyata di belakang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun