Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Ghostwriter

Pekerja sektor informal. Juru ketik di emperbaca.com. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Penulis dan Pengarang, Serupa Tapi Tak Sama

18 Agustus 2020   19:18 Diperbarui: 18 Agustus 2020   19:38 2453
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Canva/yanahaudy0

Pada satu diskusi ringan saya dengan dua penyunting di satu penerbitan di Jogya, kami sempat membicarakan tentang beda penulis dengan pengarang.

Penyunting pertama yakin bahwa zaman sekarang tidak ada bedanya antara penulis dengan pengarang, karena pengarang itu pekerjaannya menulis. Semua orang yang menulis disebut penulis, apapun karya yang dia tulis.

Lalu penyunting kedua bilang bahwa tetap harus dibedakan antara penulis dan pengarang. Meski tipis tidak lantas mereka jadi sama karena diantara penulis dan pengarang tetap ada perbedaan.

Sesungguhnya benar pendapat mereka jika disesuaikan dengan konteks kesusasteraan.

Penulis (writer) adalah orang yang menulis artikel, buku, dan berita yang sumber idenya dari pihak lain. Sedangkan pengarang (author) adalah orang yang membuat ide, plot, dan konten sedari awal dari pemikiran orisinalnya sendiri untuk kemudian disusun jadi tulisan.

Akan tetapi, penulis sudah pasti menulis SEDANGKAN pengarang belum tentu menulis.

Singkatnya dapat saya katakan bahwa novelis, cerpenis, penyair, dan pencipta lagu disebut sebagai pengarang, karena dari pikiran orisinil merekalah lahir sebuah buku, tulisan, atau lirik lagu.

Sedangkan wartawan, penulis buku non-fiksi, konten, dan jurnal ilmiah dapat menyebut diri mereka sebagai penulis.

Di lain hal, seseorang dapat menjadi pengarang dan penulis dalam waktu yang bersamaan, yaitu ketika orang tersebut membuat autobiografi.

Autobiografi adalah riwayat atau kisah hidup seseorang yang dia tulis sendiri. Jika dia meminta bantuan orang untuk menuliskan riwayat hidupnya maka buku yang terbit kelak menjadi biografi, bukan autobiografi. 

Pada biografi jika pemilik riwayat hidup tersebut belum wafat maka dia dapat disebut sebagai pengarang. Sebagai contoh, Cindy Adams (writer) adalah penulis biografi Bung Karno. Dalam hal ini Bung Karnolah pengarangnya (author).

Jika melihat pada masa lalu para sastrawan Pujangga Lama, Sastra Melayu Lama, Balai Pustaka, Pujangga Baru, sampai angkatan 90-an disebut sebagai pengarang. 

Penyebutan pengarang menjadi penulis mulai bergeser di akhir 90-an hingga sekarang karena kepraktisan. Selain itu karena banyak orang Indonesia tidak suka baca. Sedari dulu minat baca orang kita rendah, jadi lama-lama banyak orang yang menganggap pengarang adalah orang yang suka mengarang-ngarang alias membual. 

Tambah lagi, sekarang ini banyak orang yang hanya mengarang cerita tanpa berpikir bahwa karangannya itu akan dianggap jadi kebenaran, padahal menyesatkan. 

Itulah mungkin mengapa para pengarang zaman kekinian menamainya dirinya sebagai penulis.

Mungkin benar yang dikatakan penyunting pertama tadi, zaman berubah sehingga tidak bisa dibedakan orang yang menulis puisi dengan berita. Semua adalah penulis.

Tapi tidak dilarang jika kita mau menyebut diri sebagai pengarang jika yang kita tulis hasil karangan kita asli bukan jiplakan apalagi hasil copy-paste alias salin-tempel.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun