Mohon tunggu...
Yana Haudy
Yana Haudy Mohon Tunggu... Penulis - Ghostwriter

Juru ketik di emperbaca.com. Generalis. Best in Opinion Kompasiana Awards 2022.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Daoed Joesoef, Mendikbud Kontroversial Penyelamat Candi Borobudur

8 Agustus 2020   17:28 Diperbarui: 8 Agustus 2020   17:17 1304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Candi Borobudur sebelum dipugar. Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id

Meski gaduh dan kontroversial, Pak Harto mungkin memakluminya karena Daoed Joesoef menuntaskan pekerjaannya sampai masa jabatannya berakhir. Beliau juga berumur panjang sampai 91 tahun. Dan tahun ajaran baru tetap dimulai pada Juli. Sekarang pun pada bulan puasa sekolah tetap masuk meski pada zaman Presiden Abdurrahman Wahid sempat libur sebulan penuh.

Kemungkinan Pak Harto memang tidak ada masalah dengan kebijakan dan usulan Daoed yang dituding anti-Islam, sebab Pak Hartolah yang memanggil Daeod pulang ke Indonesia untuk ditunjuk jadi Mendikbud.

Sebelum jadi Mendikbud, Daoed Joesoef bicara di forum UNESCO yang memungkinkannya membujuk dunia bahwa Candi Borobudur sangat mendesak untuk dipugar.

Pada waktu itu kondisi Candi Borobudur seperti bangunan kuno berhantu karena amat sangat jelek dan terlantar. Berlumut dan relief-reliefnya berhamburan. Batu-baru candi berhamburan dan banyak terdapat tunas-tunas pohon yang tumbuh dari kotoran kelelawar.

Sebenarnya pada 1955 pemerintah Indonesia pernah berniat memugar Candi Borobudur. 

Namun Daoed Joesoef mengungkap bahwa pemerintah enggan karena tidak siap untuk berdiskusi secara akademis mengenai hal-hal yang bersifat kultural, historis, dan keilmuan.

Setelah dana yang diminta Daoed disetujui oleh UNESCO, maka pemugaran Candi Borobudur secara resmi dimulai pada 10 Agustus 1973 dan selesai 10 tahun kemudian pada 23 Februari 1983.

Pemugaran Candi Borobudur tidak mulus karena Daeod dianggap bertanggung jawab membuat berhala terbesar di tanah air. Surat kaleng berisi caci-maki dan ancaman datang bertubi-tubi padanya.

Terbukti kini orang Indonesia yang beragama Islam pun datang ke Borobudur bukan untuk menyembah berhala, melainkan mengagumi dan bangga pada nenek moyang mereka yang pada zamannya sudah bisa membuat candi Buddha terbesar yang diakui dunia sampai detik ini.

Candi Borobudur sebelum dipugar. Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id
Candi Borobudur sebelum dipugar. Foto: kebudayaan.kemdikbud.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun