Pada film Laskar Pelangi, tokoh Lintang hanya tinggal bersama ayah dan dua adiknya. Tidak ada ibu. Sedangkan di novelnya Lintang tinggal bersama ibu dan saudara-saudaranya sampai belasan orang dalam satu rumah.Â
Kedua, alur cerita dalam film tidak sekompleks novel. Banyak plot pada novel yang dipangkas ketika tayang di layar lebar untuk mempendek durasi.Â
Ketiga, lokasi dan setting cerita kadang tidak sama dengan novel karena pertimbangan komersil atau kebijakan sutradara.Â
Sejauh yang saya lihat, hanya tujuh seri film Harry Potter dan semua novel Dan Brown yang alur, setting lokasi, dan tokoh-tokohnya paling mirip dengan novelnya.
Karena harus menyesuaikan visual yang sudah kita lihat di film dengan penggambaran di novel yang rumit dan panjang, maka membaca versi novelnya, setelah menonton filmnya, jadi tidak menarik lagi.Â
Tapi tidak semua orang begitu. Beberapa orang bisa menikmati novelnya sama seperti mereka menikmati filmnya karena baik film dan novel sama-sama menghibur dan sarat manfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H