Kalau di media sosial "lockdown" jelas hanya untuk lucu-lucuan dan hiburan.
Saya tidak tahu apakah yang disajikan media soal PSBB disamakan dengan lockdown itu berasal dari pemerintah daerah atau persepsi mereka sendiri.Â
Kalau berasal dari sumber di pemerintahan daerah ada dua kemungkinan. Pemdanya yang asal sebut "lockdown" supaya kelihatan serius berwibawa atau benar-benar mengira PSBB itu sama dengan lockdown. Tapi kalau berasal dari wartawan yang meliput di lapangan tentu tidak boleh karena media tidak boleh mencampuradukkan opini dengan fakta.Â
Penyamaan PSBB dengan lockdown ini saking sudah lamanya berlangsung kita jadi menganggap PSBB ya lockdown. Warga dusun pun ikut me-"lockdown" kampungnya tapi mereka sendiri masih keluar-masuk sesukanya tanpa pakai masker.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H