Mohon tunggu...
Aji Mufasa
Aji Mufasa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Engineer | Agropreneur | Industrial Designer

"Hiduplah dengan penuh kesadaran"

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kurangi Stress dan Rasa Cemas dengan Berkebun

8 Februari 2024   16:30 Diperbarui: 8 Februari 2024   16:40 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkebun juga memberikan kesempatan untuk terpapar sinar matahari alami, yang memiliki peran penting dalam regulasi ritme sirkadian. Paparan sinar matahari pagi yang sehat dapat membantu menstabilkan pola tidur dan meningkatkan produksi hormon melatonin, yang diperlukan untuk tidur yang nyenyak pada malam hari.

Berkebun sebagai Bentuk Terapi untuk Depresi

Berkebun dapat menjadi alat yang efektif untuk mengalihkan aliran pikiran negatif yang sering menyertai kondisi depresi. Proses merawat tanaman, merencanakan taman, dan menyaksikan pertumbuhan tanaman dapat menciptakan fokus positif, mengubah pola pikir yang merugikan, dan memberikan distraksi yang diperlukan dari pemikiran yang menghambat.

Aktivitas berkebun telah terbukti merangsang produksi neurotransmitter seperti serotonin dan dopamin. Serotonin, dikenal sebagai "hormon kebahagiaan," memiliki peran penting dalam meningkatkan suasana hati dan meredakan gejala depresi. Dopamin, yang terkait dengan kepuasan dan motivasi, juga dapat diproduksi dalam jumlah lebih besar saat seseorang terlibat dalam kegiatan berkebun.

Membentuk Keterampilan Hidup melalui Berkebun

Berkebun mengajarkan nilai-nilai fundamental seperti disiplin dan tanggung jawab. Merawat tanaman memerlukan komitmen dan perhatian yang teratur. Rutinitas harian atau mingguan dalam menyiram, memberi pupuk, dan menjaga tanaman menciptakan struktur yang membantu dalam membentuk disiplin. Tanggung jawab terhadap kehidupan tumbuhan yang bergantung pada perawatan kita juga memberikan rasa kepemilikan yang dapat menjadi dasar pembentukan karakter.

Pertumbuhan tanaman adalah proses alami yang memerlukan waktu dan kesabaran. Berkebun mengajarkan kita untuk menghargai dan menerima setiap tahapan pertumbuhan, dari perkecambahan biji hingga berkembang menjadi tanaman dewasa. Kesabaran ini adalah pelajaran berharga yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Berkebun tidak hanya menghasilkan tanaman yang subur, tetapi juga membentuk keterampilan hidup yang berharga. Keterampilan ini mencakup perencanaan, pemecahan masalah, kemampuan organisasi, dan manajemen waktu. Melalui proses merawat tanaman, seseorang dapat mengasah keterampilan ini secara alami, yang pada gilirannya dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari.

Dengan memahami bahwa berkebun bukan hanya kegiatan hobi tetapi juga proses pembelajaran dan pertumbuhan pribadi, pembaca diharapkan dapat melihat nilai jangka panjang dari kegiatan ini. Melalui disiplin, kesabaran, dan keterampilan hidup yang diperoleh, berkebun dapat menjadi sarana untuk membentuk individu yang lebih tangguh, terampil, dan penuh makna dalam menjalani kehidupan.

Sebagai penutup, mari bersama-sama merangkul kegiatan berkebun sebagai cara alami dan bermakna untuk merawat kesehatan mental. Dalam kehidupan yang sibuk dan penuh tekanan, berkebun dapat menjadi pelarian yang menyegarkan dan memberikan dampak positif yang berkelanjutan. Dengan setiap bibit yang ditanam dan setiap waktu yang dihabiskan di kebun, kita memberikan kontribusi pada kesehatan mental kita sendiri dan, pada gilirannya, meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan. Mari berkebun untuk kesehatan mental yang lebih baik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun